33.5 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Bahas Amendemen UUD 1945, MPR Temui Permabudhi

Jajaran pimpinan MPR terus menggelar Rangkaian kegiatan
silaturahmi kebangsaan. Itu dilakukan dalam rangka menyerap aspirasi terus
digencarkan dengan membahas segala hal tentang kebangsaan, terutama seputar
amendemen UUD 1945.

Kali ini, Pimpinan MPR Hidayat Nur Wahid dan Arsul Sani yang
menyambangi Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), di Gedung Universitas
Gajah Mada (UGM) Samator, Jakarta pada Rabu (20/11).

Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum Permabudhi Arief
Harsono dan sekitar 20 orang jajaran pimpinan serta anggota organisasi
keagamaan itu. Dalam pertemuan tersebut, HNW mengungkapkan, MPR mengajak
berdiksusi serta meminta masukan kepada Permabudhi tentang hal yang sangat
penting tersebut.

“MPR periode sekarang menerima rekomendasi tentang amandemen UUD
1945 dari MPR periode lalu yang mesti kami tindak lanjuti. Menurut kami ini
sangat penting dilakukan,” katanya usai pertemuan.

Baca Juga :  Banjir Semarang, Sujiwo Tedjo: Tumben Mesdos Sepi, Biasanya Ramai Plus

Menurut politikus senior HNW itu, kegiatan silaturahmi sekaligus
menyerap aspirasi rakyat dalam membahas agenda-agenda penting bangsa, wajib
dilakukan. Karena MPR adalah rumah kebangsaan.

“MPR adalah rumahnya seluruh rakyat Indonesia. Kami membuka
pintu selebar-lebarnya untuk rakyat. Bahkan, untuk memaksimalkan sinergi antara
MPR dan rakyat, kami tidak sekedar menunggu bola, tapi kami aktif menjemput
bola dengan langsung mendatangi elemen-elemen masyarakat,” tambahnya.

Sebelumnya, untuk membahas soal amandemen UUD, para Pimpinan MPR
memang aktif mengunjungi tokoh bangsa, pimpinan parpol dan elemen masyarakat
lainnya seperti mengunjungi Megawati Soekarnoputri, Pimpinan DPP PAN, pimpinan
DPP Nasdem, dan para pimpinan Redaksi media massa nasional.

Respons Permabudhi sendiri dalam menyikapi seputar amendemen
UUD, dikatakan HNW, Permabudhi secara tegas menyampaikan bahwa amendemen UUD
adalah agenda penting bangsa.

Baca Juga :  Mendikbud: Sekolah Tak Boleh Memaksa Murid yang Tak Setuju Belajar Tat

Untuk itu, Permabudhi akan melihat ini secara serius dan akan
melakukan pembicaraan internal secara mendalam, lalu hasilnya akan disampaikan
kepada MPR dalam pertemuan selanjutnya. Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan
Ketua Umum Permabudhi Arief Harsono.

“Kami betul-betul akan membuat agenda pembahasan soal amandemen
menjadi bahan diskusi yang penting dengan pemikiran-pemikiran yang sangat
mendalam,” tegasnya.

Arief mewakili Permabudhi dan umat Buddha Indonesia, dalam
kesempatan itu juga menyampaikan apresiasinya kepada pimpinan MPR, yang sudi
menyambangi elemen bangsa seperti Permabudhi untuk urun rembuk memberi
kesempatan berperan dan memberi warna dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.(jpc)

 

Jajaran pimpinan MPR terus menggelar Rangkaian kegiatan
silaturahmi kebangsaan. Itu dilakukan dalam rangka menyerap aspirasi terus
digencarkan dengan membahas segala hal tentang kebangsaan, terutama seputar
amendemen UUD 1945.

Kali ini, Pimpinan MPR Hidayat Nur Wahid dan Arsul Sani yang
menyambangi Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), di Gedung Universitas
Gajah Mada (UGM) Samator, Jakarta pada Rabu (20/11).

Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum Permabudhi Arief
Harsono dan sekitar 20 orang jajaran pimpinan serta anggota organisasi
keagamaan itu. Dalam pertemuan tersebut, HNW mengungkapkan, MPR mengajak
berdiksusi serta meminta masukan kepada Permabudhi tentang hal yang sangat
penting tersebut.

“MPR periode sekarang menerima rekomendasi tentang amandemen UUD
1945 dari MPR periode lalu yang mesti kami tindak lanjuti. Menurut kami ini
sangat penting dilakukan,” katanya usai pertemuan.

Baca Juga :  Banjir Semarang, Sujiwo Tedjo: Tumben Mesdos Sepi, Biasanya Ramai Plus

Menurut politikus senior HNW itu, kegiatan silaturahmi sekaligus
menyerap aspirasi rakyat dalam membahas agenda-agenda penting bangsa, wajib
dilakukan. Karena MPR adalah rumah kebangsaan.

“MPR adalah rumahnya seluruh rakyat Indonesia. Kami membuka
pintu selebar-lebarnya untuk rakyat. Bahkan, untuk memaksimalkan sinergi antara
MPR dan rakyat, kami tidak sekedar menunggu bola, tapi kami aktif menjemput
bola dengan langsung mendatangi elemen-elemen masyarakat,” tambahnya.

Sebelumnya, untuk membahas soal amandemen UUD, para Pimpinan MPR
memang aktif mengunjungi tokoh bangsa, pimpinan parpol dan elemen masyarakat
lainnya seperti mengunjungi Megawati Soekarnoputri, Pimpinan DPP PAN, pimpinan
DPP Nasdem, dan para pimpinan Redaksi media massa nasional.

Respons Permabudhi sendiri dalam menyikapi seputar amendemen
UUD, dikatakan HNW, Permabudhi secara tegas menyampaikan bahwa amendemen UUD
adalah agenda penting bangsa.

Baca Juga :  Mendikbud: Sekolah Tak Boleh Memaksa Murid yang Tak Setuju Belajar Tat

Untuk itu, Permabudhi akan melihat ini secara serius dan akan
melakukan pembicaraan internal secara mendalam, lalu hasilnya akan disampaikan
kepada MPR dalam pertemuan selanjutnya. Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan
Ketua Umum Permabudhi Arief Harsono.

“Kami betul-betul akan membuat agenda pembahasan soal amandemen
menjadi bahan diskusi yang penting dengan pemikiran-pemikiran yang sangat
mendalam,” tegasnya.

Arief mewakili Permabudhi dan umat Buddha Indonesia, dalam
kesempatan itu juga menyampaikan apresiasinya kepada pimpinan MPR, yang sudi
menyambangi elemen bangsa seperti Permabudhi untuk urun rembuk memberi
kesempatan berperan dan memberi warna dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru