27.8 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Dikenal Agama Hakok, Aliran Hakekok Halalkan Tukar Pasangan

PROKALTENG.CO-Aparat kepolisian bersama pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor menelusuri asal-usul aliran Hakekok di Kecamatan Cibungbulang. Dari hasil penelusuran, aparat malah menemukan aliran Blokosuto di Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Belum diketahui adanya keterkaitan antara aliran Hakekok dan aliran Blokosuto yang dianggap sesat tersebut.

“Kelompok Blokosuto yang dipimpinan oleh ES diduga aliran sesat dikarenakan salah satu ajarannya tidak mewajibkan shalat 5 waktu,” ucap Camat Cibungbulang, Yudi Nurzaman, seperti dilansir Radar Bogor (grup Jawa Pos), Rabu (17/3).

Saat ini, kata Yudi, kelompok tersebut mengontrak rumah di Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang. Letak bangunan rumah tersebut berada di pinggir jalan desa dan dikelilingi pesawahan. Dari informasi yang dihimpun Yudi, di rumah tersebut terdapat barang-barang antik dan lukisan-lukisan Nyi Roro Kidul dan Presiden Soekarno. Di rumah itu, kata Yudi, terdapat kolam air dan pendopo. Acapkali rumah tersebut didatangi puluhan orang dari berbagai daerah seperti Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Baca Juga :  Menkes: Setiap 1 Orang Positif Covid, 30 Orang Kontak Erat Harus Dites

Menurut Yudi, keberadaan kelompok Blokosuto itu berawal dari wilayah Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Penganut aliran Blokosuto kemudian pindah dari wilayah Kecamatan Ciampea ke Kecamatan Cibungbulang lantaran tidak membayar sewa rumah.

“Kepindahan ke rumah tersebut dikarenakan permasalahan di tempat yang sebelumnya kelompok Blokosuto tersebut tidak membayar sewa rumah,” terangnya.

Aliran Hakekok menjadi perhatian aparat kepolisian, pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor pasca kasus diamankannya 16 orang pria dan wanita sedang mengadakan ritual mandi bareng di tempat penampungan air di area kebun sawit milik PT GAL di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Setelah 16 orang tersebut diamankan, terungkap bahwa asal-usul aliran Hakekok berasal dari wilayah Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Dari hasil penyelidikan, aparat mendapatkan informasi bahwa sekitar tahun 1990-an aliran Hakekok pernah ada wilayah Cisalada, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Kecamatan Ciampea berbatasan dengan Kecamatan Cibungbulang.

Baca Juga :  Istri Hilang 23 Hari, Suami Bikin Sayembara Berhadiah Rp75 Juta

“Aliran Hakekok di Bogor dahulu dikenal dengan sebutan agama Hakok yang mengajarkan mandi telanjang secara bersama-sama pria dan wanita sebagai sarana pembersihan diri dari dosa dan membolehkan bertukar pasangan,” tandas Yudi. 

PROKALTENG.CO-Aparat kepolisian bersama pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor menelusuri asal-usul aliran Hakekok di Kecamatan Cibungbulang. Dari hasil penelusuran, aparat malah menemukan aliran Blokosuto di Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Belum diketahui adanya keterkaitan antara aliran Hakekok dan aliran Blokosuto yang dianggap sesat tersebut.

“Kelompok Blokosuto yang dipimpinan oleh ES diduga aliran sesat dikarenakan salah satu ajarannya tidak mewajibkan shalat 5 waktu,” ucap Camat Cibungbulang, Yudi Nurzaman, seperti dilansir Radar Bogor (grup Jawa Pos), Rabu (17/3).

Saat ini, kata Yudi, kelompok tersebut mengontrak rumah di Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang. Letak bangunan rumah tersebut berada di pinggir jalan desa dan dikelilingi pesawahan. Dari informasi yang dihimpun Yudi, di rumah tersebut terdapat barang-barang antik dan lukisan-lukisan Nyi Roro Kidul dan Presiden Soekarno. Di rumah itu, kata Yudi, terdapat kolam air dan pendopo. Acapkali rumah tersebut didatangi puluhan orang dari berbagai daerah seperti Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Baca Juga :  Menkes: Setiap 1 Orang Positif Covid, 30 Orang Kontak Erat Harus Dites

Menurut Yudi, keberadaan kelompok Blokosuto itu berawal dari wilayah Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Penganut aliran Blokosuto kemudian pindah dari wilayah Kecamatan Ciampea ke Kecamatan Cibungbulang lantaran tidak membayar sewa rumah.

“Kepindahan ke rumah tersebut dikarenakan permasalahan di tempat yang sebelumnya kelompok Blokosuto tersebut tidak membayar sewa rumah,” terangnya.

Aliran Hakekok menjadi perhatian aparat kepolisian, pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor pasca kasus diamankannya 16 orang pria dan wanita sedang mengadakan ritual mandi bareng di tempat penampungan air di area kebun sawit milik PT GAL di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Setelah 16 orang tersebut diamankan, terungkap bahwa asal-usul aliran Hakekok berasal dari wilayah Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Dari hasil penyelidikan, aparat mendapatkan informasi bahwa sekitar tahun 1990-an aliran Hakekok pernah ada wilayah Cisalada, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Kecamatan Ciampea berbatasan dengan Kecamatan Cibungbulang.

Baca Juga :  Istri Hilang 23 Hari, Suami Bikin Sayembara Berhadiah Rp75 Juta

“Aliran Hakekok di Bogor dahulu dikenal dengan sebutan agama Hakok yang mengajarkan mandi telanjang secara bersama-sama pria dan wanita sebagai sarana pembersihan diri dari dosa dan membolehkan bertukar pasangan,” tandas Yudi. 

Terpopuler

Artikel Terbaru