33.5 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

LIPI Temukan Katak Pinokio Spesies Baru di Belantara Kalimantan

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) menemukan spesies katak jenis baru di Kalimantan. Katak tanduk yang
merupakan penemuan spesies baru di Kalimantan itu dinilai sangat mirip dengan
katak tanduk pinokio (Megophrys nasuta) yang tersebar luas mulai dari Sumatera,
Kalimantan, Semenanjung Malaya serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Katak Jenis baru ini
memiliki tanduk (dermal accessory) pada bagian moncong dan mata yang lebih
pendek jika dibandingkan dengan katak tanduk pinokio. Juga sepasang lipatan lateral
tambahan pada sayap

“Jenis baru ini dikoleksi
dari ekspedisi yang dilakukan di pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Timur, juga di Bario, Sarawak dan pegunungan Crocker di Sabah,
Malaysia,” jelas peneliti bidang herpetologi Pusat Penelitian Biologi LIPI,
Amir Hamidy. Seperti dilansir dari Betahita, penemuan jenis baru ini
dipublikasikan di jurnal Zootaxa vol. 4679

Baca Juga :  Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2019 Diumumkan Hari Ini

Secara akustik, suara
individu jantan dari jenis baru ini memiliki variasi yang lebih banyak dan
lebih panjang jika dibandingkan dengan katak-tanduk pinokio.

“Berdasarkan hasil
analisis dari tiga metode pendekatan tersebut kami menyimpulkan bahwa jenis
tersebut merupakan jenis baru dan kemudian diberi nama Megophrys
kalimantanensis,” kata Amir.

Peneliti LIPI juga
berhasil menemukan tiga spesies baru kodok wayang dari hutan dataran tinggi
Sumatera. Sigalegalephrynus gayoluesensis dari Gayo Lues, Aceh dan
Sigalegalephrynus burnitelongensis dari gunung Burni Telong, Aceh yang
ditemukan di daerah utara Sumatera, sedangkan Sigalegalephrynus harveyi berasal
dari gunung Dempo, Sumatera Selatan.

”Genus Sigalegalephrynus
memiliki lebih banyak spesies endemik dibandingkan genus kodok lainnya di
Indonesia,” ujar Irvan Sidik dari Pusat Penelitian Biologi LIPI seperti dikutip
Sumeks.co (Jawa Pos Group), Selasa (15/10).

Baca Juga :  Setelah Ikut Lapak Ganjar, Elisa Mampu Membeli Rumah

Hasil analisis filogenetik
mengindikasikan terdapat perbedaan taksonomi antara kodok di dataran tinggi
utara dan selatan.

“Hasil identifikasi
karateristik morfologis, genetik dan akustik dari ketiga spesies baru tersebut
berbeda dengan dua spesies genus Sigalegalephrynus sebelumnya yaitu
Sigalegalephrynus mandailinguensis, dari gunung Sorikmarapi, Sumatera Utara dan
Sigalegalephrynus minangkabauensis dari gunung Kunyit, Jambi,” ujar Irvan.
Penemuan jenis baru ini dipublikasikan di jurnal Zootaxa vol. 4679.(jpg)

 

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) menemukan spesies katak jenis baru di Kalimantan. Katak tanduk yang
merupakan penemuan spesies baru di Kalimantan itu dinilai sangat mirip dengan
katak tanduk pinokio (Megophrys nasuta) yang tersebar luas mulai dari Sumatera,
Kalimantan, Semenanjung Malaya serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Katak Jenis baru ini
memiliki tanduk (dermal accessory) pada bagian moncong dan mata yang lebih
pendek jika dibandingkan dengan katak tanduk pinokio. Juga sepasang lipatan lateral
tambahan pada sayap

“Jenis baru ini dikoleksi
dari ekspedisi yang dilakukan di pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Timur, juga di Bario, Sarawak dan pegunungan Crocker di Sabah,
Malaysia,” jelas peneliti bidang herpetologi Pusat Penelitian Biologi LIPI,
Amir Hamidy. Seperti dilansir dari Betahita, penemuan jenis baru ini
dipublikasikan di jurnal Zootaxa vol. 4679

Baca Juga :  Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2019 Diumumkan Hari Ini

Secara akustik, suara
individu jantan dari jenis baru ini memiliki variasi yang lebih banyak dan
lebih panjang jika dibandingkan dengan katak-tanduk pinokio.

“Berdasarkan hasil
analisis dari tiga metode pendekatan tersebut kami menyimpulkan bahwa jenis
tersebut merupakan jenis baru dan kemudian diberi nama Megophrys
kalimantanensis,” kata Amir.

Peneliti LIPI juga
berhasil menemukan tiga spesies baru kodok wayang dari hutan dataran tinggi
Sumatera. Sigalegalephrynus gayoluesensis dari Gayo Lues, Aceh dan
Sigalegalephrynus burnitelongensis dari gunung Burni Telong, Aceh yang
ditemukan di daerah utara Sumatera, sedangkan Sigalegalephrynus harveyi berasal
dari gunung Dempo, Sumatera Selatan.

”Genus Sigalegalephrynus
memiliki lebih banyak spesies endemik dibandingkan genus kodok lainnya di
Indonesia,” ujar Irvan Sidik dari Pusat Penelitian Biologi LIPI seperti dikutip
Sumeks.co (Jawa Pos Group), Selasa (15/10).

Baca Juga :  Setelah Ikut Lapak Ganjar, Elisa Mampu Membeli Rumah

Hasil analisis filogenetik
mengindikasikan terdapat perbedaan taksonomi antara kodok di dataran tinggi
utara dan selatan.

“Hasil identifikasi
karateristik morfologis, genetik dan akustik dari ketiga spesies baru tersebut
berbeda dengan dua spesies genus Sigalegalephrynus sebelumnya yaitu
Sigalegalephrynus mandailinguensis, dari gunung Sorikmarapi, Sumatera Utara dan
Sigalegalephrynus minangkabauensis dari gunung Kunyit, Jambi,” ujar Irvan.
Penemuan jenis baru ini dipublikasikan di jurnal Zootaxa vol. 4679.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru