30.8 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Usai Jalani Observasi, 238 WNI Termasuk 4 Warga Kalteng Dipulangkan de

SEBANYAK 238 warga negara Indonesia (WNI) sudah diperbolehkan
pulang ke kediamannya setelah menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau.
Kepala Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengatakan
proses pemulangan WNI ke kampung halamannya dilakukan menggunakan tiga pesawat
milik TNI.

“Masing-masing dua pesawat jenis
Boeing dan satu jenis Hercules yang diberangkatkan dari Lanud Raden Sadjad
Ranai Natuna, Kepulauan Riau menuju Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta,” ujar
Doni, Sabtu (15/2).

Doni mengatakan, ketiga pesawat
tersebut bertolak dari Natuna pada pukul 13.15 WIB dan pesawat terakhir pada
pukul 14.00 WIB kemudian mendarat di Jakarta pada sekitar pukul 15.46 WIB.
Setibanya di Lanud Halim, mereka akan dijemput oleh perwakilan pemerintah
provinsi masing-masing untuk kemudian didampingi sampai ke kampung halaman.

Selain diberikan bingkisan, uang
saku dan biaya akomodasi serta transportasi, para peserta observasi juga
diberikan surat keterangan kesehatan hasil observasi dari Pusat Krisis
Kementerian Kesehatan. “Itu sebagai bukti tertulis mengenai kondisi mereka dan
selanjutnya dapat digunakan untuk hal-hal yang diperlukan,” katanya.

Baca Juga :  Bansos Tunai Segera Cair, Ini Cara Ngecek Penerima dan Pencairannya

Sementara, mengenai kelanjutan
program pendidikan bagi para WNI yang masih berstatus sebagai mahasiswa di
Tiongkok, Menko PMK akan membahasnya setelah observasi ini rampung dilakukan.

“Kelanjutan pendidikan mereka
pastinya akan kami perhatikan. Hal itu akan kami bahas setelah ini semua
rampung. Prioritasnya adalah keseluruhan dari observasi ini rampung dengan baik
dulu baru hal yang lain,” jelas Menko PMK Muhadjir Effendy.

Menteri Kesehatan (Menkes)
Terawan Agus Putranto mengatakan masyarakat tidak perlu takut terhadap 238
warga negara Indonesia (WNI) yang telah diobservasi. Menurut Terawan, mereka
semua yang sudah diobservasi dinyatakan sehat. Tidak sama sekali terpapar Virus
Korona. ‎Sehingga masyarakat tidak perlu menggunakan masker.

“Tak usah (pakai masker, Red).
Masker untuk yang sakit,” ujar Terawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta,
Sabtu (15/2).

Terawan menambahkan, tidak perlu
memakai masker karena berdasarkan rekomendasi dari World Health Organization
(WHO). Sehingga yang memakai masker hanya untuk yang sakit saja.

“Jadi itu untuk yang sakit supaya
tidak menulari yang lain. Tetapi yang sehat enggak perlu,” katanya.

Baca Juga :  Pemerintah RI-Federasi Rusia Sepakati Perjanjian Ekstradisi

Selain itu, Terawan juga tidak
mempermasalahkan harga masker yang naik akibat mewabahnya virus yang berasal
dari kelelawar ini. Terawan berujar, naiknya harga masker karena banyaknya
permintaan pasar.

“Itu kan pasar begitu kalau
dibutuhkan banyak harga naik, kalau orang nyari malah justru makin mahal kan
begitu. Tapi kalau ndak ada yang nyari turun sendiri harganya,” ungkapnya.

Adapun rincian WNI yang bakal
tiba di Halim Perdanakusumah adalah. Aceh (13), Bali (2), Bangka Belitung (1),
Banten (5), Bengkulu dan DIY (2), Gorontalo (1), DKI Jakarta (16), Jambi (4),
Jawa Barat (9), Jawa Tengah (10) dan Jawa Timur (65)

Kemudian dari Kalimantan Barat
(4), Kalimantan Timur (15), Kalimantan Selatan (8), Kalimantan Tengah (4) dan
Kepulauan Riau (2). Lalu, Lampung (1), NTB (4), Papua (5), Papua Barat (9),
Riau (6), Sulawesi Barat (2), Sulawesi Selatan (16). Sulawesi Tengah (2),
Sulawesi Tenggara (4), Sumatera Utara (4) dan Sumatera Barat (1). (JPC/KPC)

SEBANYAK 238 warga negara Indonesia (WNI) sudah diperbolehkan
pulang ke kediamannya setelah menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau.
Kepala Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengatakan
proses pemulangan WNI ke kampung halamannya dilakukan menggunakan tiga pesawat
milik TNI.

“Masing-masing dua pesawat jenis
Boeing dan satu jenis Hercules yang diberangkatkan dari Lanud Raden Sadjad
Ranai Natuna, Kepulauan Riau menuju Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta,” ujar
Doni, Sabtu (15/2).

Doni mengatakan, ketiga pesawat
tersebut bertolak dari Natuna pada pukul 13.15 WIB dan pesawat terakhir pada
pukul 14.00 WIB kemudian mendarat di Jakarta pada sekitar pukul 15.46 WIB.
Setibanya di Lanud Halim, mereka akan dijemput oleh perwakilan pemerintah
provinsi masing-masing untuk kemudian didampingi sampai ke kampung halaman.

Selain diberikan bingkisan, uang
saku dan biaya akomodasi serta transportasi, para peserta observasi juga
diberikan surat keterangan kesehatan hasil observasi dari Pusat Krisis
Kementerian Kesehatan. “Itu sebagai bukti tertulis mengenai kondisi mereka dan
selanjutnya dapat digunakan untuk hal-hal yang diperlukan,” katanya.

Baca Juga :  Bansos Tunai Segera Cair, Ini Cara Ngecek Penerima dan Pencairannya

Sementara, mengenai kelanjutan
program pendidikan bagi para WNI yang masih berstatus sebagai mahasiswa di
Tiongkok, Menko PMK akan membahasnya setelah observasi ini rampung dilakukan.

“Kelanjutan pendidikan mereka
pastinya akan kami perhatikan. Hal itu akan kami bahas setelah ini semua
rampung. Prioritasnya adalah keseluruhan dari observasi ini rampung dengan baik
dulu baru hal yang lain,” jelas Menko PMK Muhadjir Effendy.

Menteri Kesehatan (Menkes)
Terawan Agus Putranto mengatakan masyarakat tidak perlu takut terhadap 238
warga negara Indonesia (WNI) yang telah diobservasi. Menurut Terawan, mereka
semua yang sudah diobservasi dinyatakan sehat. Tidak sama sekali terpapar Virus
Korona. ‎Sehingga masyarakat tidak perlu menggunakan masker.

“Tak usah (pakai masker, Red).
Masker untuk yang sakit,” ujar Terawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta,
Sabtu (15/2).

Terawan menambahkan, tidak perlu
memakai masker karena berdasarkan rekomendasi dari World Health Organization
(WHO). Sehingga yang memakai masker hanya untuk yang sakit saja.

“Jadi itu untuk yang sakit supaya
tidak menulari yang lain. Tetapi yang sehat enggak perlu,” katanya.

Baca Juga :  Pemerintah RI-Federasi Rusia Sepakati Perjanjian Ekstradisi

Selain itu, Terawan juga tidak
mempermasalahkan harga masker yang naik akibat mewabahnya virus yang berasal
dari kelelawar ini. Terawan berujar, naiknya harga masker karena banyaknya
permintaan pasar.

“Itu kan pasar begitu kalau
dibutuhkan banyak harga naik, kalau orang nyari malah justru makin mahal kan
begitu. Tapi kalau ndak ada yang nyari turun sendiri harganya,” ungkapnya.

Adapun rincian WNI yang bakal
tiba di Halim Perdanakusumah adalah. Aceh (13), Bali (2), Bangka Belitung (1),
Banten (5), Bengkulu dan DIY (2), Gorontalo (1), DKI Jakarta (16), Jambi (4),
Jawa Barat (9), Jawa Tengah (10) dan Jawa Timur (65)

Kemudian dari Kalimantan Barat
(4), Kalimantan Timur (15), Kalimantan Selatan (8), Kalimantan Tengah (4) dan
Kepulauan Riau (2). Lalu, Lampung (1), NTB (4), Papua (5), Papua Barat (9),
Riau (6), Sulawesi Barat (2), Sulawesi Selatan (16). Sulawesi Tengah (2),
Sulawesi Tenggara (4), Sumatera Utara (4) dan Sumatera Barat (1). (JPC/KPC)

Terpopuler

Artikel Terbaru