32.5 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Penggunaan Masker Secara Ketat Ampuh Menekan Angka Penyebaran Covid-19

JAKARTA,
KALTENGPOS.CO

– Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sonny Harry B Harmadi
mengatakan bahwa pihaknya senantiasa mengingatkan masyarakat untuk tetap
menggunakan masker.

Penggunaan masker secara ketat, kata dia,
ampuh menekan angka penyebaran Covid-19. Menurut Sonny, berdasar hasil
penelitian di beberapa negara, penggunaan masker secara ketat selama. 20 hari,
bisa menekan penyebaran Covid-19 sampai 20 persen.

“Hasil penelitian di beberapa negara yang
menerapkan secara ketat dalam waktu 21 hari, angkanya langsung turun kasus
penularannya bisa tinggal 20 persen, jadi besar sekali dampaknya,” kata
Sonny dalam keterangan persnya, Selasa (13/10).

Tentunya, kata Sonny, penggunaan masker ini
diiringi dengan upaya pencegahan lain seperti menjaga jarak, menghindari
kerumunan, dan mencuci tangan pakai sabun. Sonny pun menuturkan, ada dua upaya
yang perlu terus dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, yakni 3M
dan 3T.

Baca Juga :  Kebijakan WFH, ASN Ketahuan Keluyuran Bakal Disanksi

3M merupakan upaya di hulu dengan mengubah
perilaku meliputi, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan,
serta mencuci tangan pakai sabun. Kemudian, 3T adalah upaya di hilir sebagai
penanganan kesehatan yang meliputi testing, tracing, dan treatment. Menurut
Sonny, dua hal itu harus dilakukan secara bersamaan agar rantai penyebaran
dapat diputus lebih cepat.

“Perubahan perilaku itu adalah partisipasi
masyarakat. Kalau semua orang di Indonesia patuh, dampaknya akan sangat besar,”
terang Sonny.

Namun, yang menjadi
kendala belakangan ini ada sebagian masyarakat masih tidak percaya dengan
pandemi Covid-19. Sehingga, cara penanganan di hulu tak sepenuhnya efektif. Hal
ini terbukti dari survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat ada sekitar
17 persen masyarakat yang tidak percaya dengan Covid-19. Jumlah itu tidak
menutup kemungkinan bisa menulari 83 persen masyarakat yang telah mentaati
protokol kesehatan Covid-19. “Oleh karenanya, kepatuhan ini menjadi
kesadaran bersama, dan kalau sudah menjadi perilaku, bangsa kita akan sangat
tangguh dalam sisi kesehatan,” tandas Sonny.

Baca Juga :  Corona Merebak, Mengapa Bali Belum Lockdown? Ini Jawaban Pemprov Bali

JAKARTA,
KALTENGPOS.CO

– Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sonny Harry B Harmadi
mengatakan bahwa pihaknya senantiasa mengingatkan masyarakat untuk tetap
menggunakan masker.

Penggunaan masker secara ketat, kata dia,
ampuh menekan angka penyebaran Covid-19. Menurut Sonny, berdasar hasil
penelitian di beberapa negara, penggunaan masker secara ketat selama. 20 hari,
bisa menekan penyebaran Covid-19 sampai 20 persen.

“Hasil penelitian di beberapa negara yang
menerapkan secara ketat dalam waktu 21 hari, angkanya langsung turun kasus
penularannya bisa tinggal 20 persen, jadi besar sekali dampaknya,” kata
Sonny dalam keterangan persnya, Selasa (13/10).

Tentunya, kata Sonny, penggunaan masker ini
diiringi dengan upaya pencegahan lain seperti menjaga jarak, menghindari
kerumunan, dan mencuci tangan pakai sabun. Sonny pun menuturkan, ada dua upaya
yang perlu terus dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, yakni 3M
dan 3T.

Baca Juga :  Kebijakan WFH, ASN Ketahuan Keluyuran Bakal Disanksi

3M merupakan upaya di hulu dengan mengubah
perilaku meliputi, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan,
serta mencuci tangan pakai sabun. Kemudian, 3T adalah upaya di hilir sebagai
penanganan kesehatan yang meliputi testing, tracing, dan treatment. Menurut
Sonny, dua hal itu harus dilakukan secara bersamaan agar rantai penyebaran
dapat diputus lebih cepat.

“Perubahan perilaku itu adalah partisipasi
masyarakat. Kalau semua orang di Indonesia patuh, dampaknya akan sangat besar,”
terang Sonny.

Namun, yang menjadi
kendala belakangan ini ada sebagian masyarakat masih tidak percaya dengan
pandemi Covid-19. Sehingga, cara penanganan di hulu tak sepenuhnya efektif. Hal
ini terbukti dari survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat ada sekitar
17 persen masyarakat yang tidak percaya dengan Covid-19. Jumlah itu tidak
menutup kemungkinan bisa menulari 83 persen masyarakat yang telah mentaati
protokol kesehatan Covid-19. “Oleh karenanya, kepatuhan ini menjadi
kesadaran bersama, dan kalau sudah menjadi perilaku, bangsa kita akan sangat
tangguh dalam sisi kesehatan,” tandas Sonny.

Baca Juga :  Corona Merebak, Mengapa Bali Belum Lockdown? Ini Jawaban Pemprov Bali

Terpopuler

Artikel Terbaru