26.1 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Pemerintah Mulai Impor 40 Ribu Ton Oksigen

PROKALTENG.CO-Krisis oksigen medis memaksa pemerintah untuk mengimpor 40 ribu ton oksigen cair (liquid oxygen) untuk memenuhi kebutuhan pasien covid-19. Saat ini, proses impor sudah mulai berjalan.

”Mungkin kita tidak butuh sebanyak itu. Tapi kalau melihat tren dunia, perkembangan di Amerika-Inggris tren meningkat tajam. Jadi ini berjaga-jaga agar kita tidak caught by suprise,” ujar Koordinator PPKM Darurat, Menko Luhut Binsar Panjaitan, kemarin.

Luhut menyebut, Presiden sudah menyetujui impor oksigen konsentrator untuk mengurangi penggunaan oksigen cair sejumlah total 50 ribu tabung. Saat ini di Indonesia sudah memiliki sekitar 10 ribuan tabung.

Tabung-tabung tersebut nantinya akan didistribusikan ke rumah-rumah untuk warga yang menjalani isoman dengan gejala ringan.

”Kalau sudah selesai (sembuh,Red) bisa bisa diambil dan digunakan lagi (untuk yang lain,Red)” katanya.

1 tabung berkapasitas 5 liter bisa digunakan selama 5 hari. ”Insyaallah selesai kasus Covid-19 masih bisa dibagikan ke rumah-rumah sakit kita,” imbuhnya.

Dia menyebut dengan upaya penambahan kapasitas medis berupa obat, impor oksigen, dan penambahan konversi tempat tidur (TT) untuk pasien Covid-19, diharapkan kondisi akan mulai membaik 4-5 hari mendatang.

Luhut berharap, minggu depan kurva kasus sudah bisa menunjukkan tanda-tanda mendatar (flattening). Dalam beberapa hari terakhir pemerintah berusaha untuk menjaga agar kasus tidak lebih dari 30 ribu.

Namun kenyataannya, kenaikan kasus kembali memecahkan rekor tertinggi kemarin (12/7). Yakni 40 ribu kasus baru. Data Satgas Covid-19 menunjukkan 40.427 kasus positif baru.

Di sisi lain, angka kesembuhan juga mencapai rekor tertinggi yakni 34.754 meskipun belum bisa melampaui angka pertambahan kasus.

Luhut menjelaskan, berdasarkan pemantauan mobilitas, pada seminggu pertama pemberlakuan PPKM darurat atau pada 3-10 Juli 2021, mobilitas dan aktivitas masyarakat di Jawa-Bali sudah menunjukkan penurunan di angka 10-15 persen.

Masih jauh dibawah harapan yakni 50 persen.  “Tapi saya kira implementasi di lapangan semakin baik. 1 minggu kedepan kasusnya bisa mulai turun sesuai harapan kita,” jelas Luhut kemarin.

Baca Juga :  Sri Mulyani Pastikan Anggaran Pemindahan Ibu Kota Tak Bebani APBN

Dengan paduan PPKM darurat, disiplin prokes, dan vaksinasi. Maka ia menyebut kondisi bisa semakin baik. “Jadi kalau ada yang bilang tidak terkendali suruh datangi saya. Saya tunjukkan ke mukanya kalau ini terkendali. Bahwa ada masalah memang banyak. Tapi satu persatu diselesaikan oleh tim,” jelasnya.

Penambahan rumah sakit dan tempat tidur baik isolasi maupun ICU kata luhut terus berjalan sesuai dengan penambahan kasus harian dengan antisipasi skenario terburuk. Luhut menyebut di Jawa Barat, Bandung, Semarang sampai Jatim dan Bali, TNI dan Polri sudah diminta untuk membuat RS-RS darurat.

”Jumlah RS dan ICU makin banyak terpenuhi sehingga bisa mengurangi kesulitaan tempat tidur,” jelasnya.

Ditambah dengan RS Asrama Haji dan Rusun Pasar Rumput yang kini sudah mulai beroperasi.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya meminta, agar ada atensi khusus dari Kordinator PPKM Darurat Pulau Jawa dan Bali, Menko Luhut untuk menambah pasokan oksigen di lima titik stasiun pengisian yang menjadi sumber distribusi oksigen Kota Bogor.

Hal itu lantaran,  kebutuhan oksigen baik untuk rumah sakit maupun warga yang isoman terus meningkat.

“Satgas upayakan tambahan tabung oksigen yang diisi di Krakatau Steel untuk Rumah Sakit yang cadangan oksigennya sudah hampir habis,” ujar Bima.

Dia juga mengapresiasi ikhtiar Gerakan Anak Negeri untuk Kemanusiaan yang diinisiasi oleh CEO Radar Bogor Group Hazairin Sitepu yang menerima isi ulang tabung kosong di Graha Pena Jalan Sholeh Iskandar. “Semoga dengan segala upaya ini, kelangkaan oksigen akan segera teratasi,” tegasnya.

Sementara itu, mulai besok, Rabu (14/7), pemerintah akan mulai membagikan 300 ribu paket obat untuk para pelaku isoman dengan kategori tanpa gejala (OTG). Stok obat disebut Luhut cukup untuk 210 ribu kasus aktif.

Baca Juga :  Menkes Terbitkan Regulasi Cegah dan Atasi Kanker

”Ini berlangsung selama beberapa bulan kedepan. Ini akan dibagikan oleh TNI dan elemen-elemen masyarkat yang lain,” katanya.

Selain obat, bantuan pangan berupa beras juga akan dibagikan oleh pemerintah melalui TNI dan Polri. Juga akan dimulai Rabu besok.

Ada paket 5 kilogram, ada yang 10 kilogram. “Presiden berpesan tidak boleh rakyat sampai kelaparan atau tidak makan,” jelasnya.

Sementara hingga saat ini stok vaksin yang ada di pemerintah awalnya 31 juta dosis. Namun karena ada beberapa tambahan sumbangan dari beberapa negara, maka total stok vaksin menjadi 45 juta dosis. Seluruh dosis diharapkan bisa disuntikkan pada bulan ini.

”Peningkatan vaksinasi akan dilakukan oleh TNI-Polri dan Dinas Kesehatan (Dinkes). Pelaksanaan akan langsung ke daerah-daerah marjinal, pinggiran-pinggiran kota. Minggu ini bakal mulai berjalan,” katanya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penambahan tempat tidur baik isolasi maupun ICU juga membutuhkan tenaga perawat dan dokter.

Tenaga kesehatan yang ada sudah banyak berkurang karena beberapa terpapar virus dan harus melakukan isolasi mandiri.

Saat ini kata Budi, pihaknya sedang melakukan finalisasi pembahasan dengan asosiasi perawat, dokter, dan bidan untuk melakukan vaksinasi ketiga. ”Vaksinasi ketiga dengan Moderna untuk melindungi mereka. Akan dimulai secepat-cepatnya,” jelas Budi.

Untuk penambahan perawat dan dokter. Kemenkes telah mengidentifikasi kebutuhan 16-20 ribu perawat  Pihaknya telah mengidentifikasi perawat-perawat yang sudah lulus sekolahnya dan sudah melakukan uji kompetensinya di tingkat akhir. “Kami sudah bicara dengan Mendikbud akan bisa menggerakan secepat-cepatnya masuk ke praktek,” katanya.

Sementara untuk dokter, saat ini ada gap 3 ribuan dokter. ”Dengan penambahan kasus ini dokter-dokter yang akan selesai (lulus,Red) di tahun ini ada sekitar 3.900 orang. Kami juga sudah mempersaapkan dokter-dokter yang sudah lulus intership untuk segera masuk,” pungkas Budi.

PROKALTENG.CO-Krisis oksigen medis memaksa pemerintah untuk mengimpor 40 ribu ton oksigen cair (liquid oxygen) untuk memenuhi kebutuhan pasien covid-19. Saat ini, proses impor sudah mulai berjalan.

”Mungkin kita tidak butuh sebanyak itu. Tapi kalau melihat tren dunia, perkembangan di Amerika-Inggris tren meningkat tajam. Jadi ini berjaga-jaga agar kita tidak caught by suprise,” ujar Koordinator PPKM Darurat, Menko Luhut Binsar Panjaitan, kemarin.

Luhut menyebut, Presiden sudah menyetujui impor oksigen konsentrator untuk mengurangi penggunaan oksigen cair sejumlah total 50 ribu tabung. Saat ini di Indonesia sudah memiliki sekitar 10 ribuan tabung.

Tabung-tabung tersebut nantinya akan didistribusikan ke rumah-rumah untuk warga yang menjalani isoman dengan gejala ringan.

”Kalau sudah selesai (sembuh,Red) bisa bisa diambil dan digunakan lagi (untuk yang lain,Red)” katanya.

1 tabung berkapasitas 5 liter bisa digunakan selama 5 hari. ”Insyaallah selesai kasus Covid-19 masih bisa dibagikan ke rumah-rumah sakit kita,” imbuhnya.

Dia menyebut dengan upaya penambahan kapasitas medis berupa obat, impor oksigen, dan penambahan konversi tempat tidur (TT) untuk pasien Covid-19, diharapkan kondisi akan mulai membaik 4-5 hari mendatang.

Luhut berharap, minggu depan kurva kasus sudah bisa menunjukkan tanda-tanda mendatar (flattening). Dalam beberapa hari terakhir pemerintah berusaha untuk menjaga agar kasus tidak lebih dari 30 ribu.

Namun kenyataannya, kenaikan kasus kembali memecahkan rekor tertinggi kemarin (12/7). Yakni 40 ribu kasus baru. Data Satgas Covid-19 menunjukkan 40.427 kasus positif baru.

Di sisi lain, angka kesembuhan juga mencapai rekor tertinggi yakni 34.754 meskipun belum bisa melampaui angka pertambahan kasus.

Luhut menjelaskan, berdasarkan pemantauan mobilitas, pada seminggu pertama pemberlakuan PPKM darurat atau pada 3-10 Juli 2021, mobilitas dan aktivitas masyarakat di Jawa-Bali sudah menunjukkan penurunan di angka 10-15 persen.

Masih jauh dibawah harapan yakni 50 persen.  “Tapi saya kira implementasi di lapangan semakin baik. 1 minggu kedepan kasusnya bisa mulai turun sesuai harapan kita,” jelas Luhut kemarin.

Baca Juga :  Sri Mulyani Pastikan Anggaran Pemindahan Ibu Kota Tak Bebani APBN

Dengan paduan PPKM darurat, disiplin prokes, dan vaksinasi. Maka ia menyebut kondisi bisa semakin baik. “Jadi kalau ada yang bilang tidak terkendali suruh datangi saya. Saya tunjukkan ke mukanya kalau ini terkendali. Bahwa ada masalah memang banyak. Tapi satu persatu diselesaikan oleh tim,” jelasnya.

Penambahan rumah sakit dan tempat tidur baik isolasi maupun ICU kata luhut terus berjalan sesuai dengan penambahan kasus harian dengan antisipasi skenario terburuk. Luhut menyebut di Jawa Barat, Bandung, Semarang sampai Jatim dan Bali, TNI dan Polri sudah diminta untuk membuat RS-RS darurat.

”Jumlah RS dan ICU makin banyak terpenuhi sehingga bisa mengurangi kesulitaan tempat tidur,” jelasnya.

Ditambah dengan RS Asrama Haji dan Rusun Pasar Rumput yang kini sudah mulai beroperasi.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya meminta, agar ada atensi khusus dari Kordinator PPKM Darurat Pulau Jawa dan Bali, Menko Luhut untuk menambah pasokan oksigen di lima titik stasiun pengisian yang menjadi sumber distribusi oksigen Kota Bogor.

Hal itu lantaran,  kebutuhan oksigen baik untuk rumah sakit maupun warga yang isoman terus meningkat.

“Satgas upayakan tambahan tabung oksigen yang diisi di Krakatau Steel untuk Rumah Sakit yang cadangan oksigennya sudah hampir habis,” ujar Bima.

Dia juga mengapresiasi ikhtiar Gerakan Anak Negeri untuk Kemanusiaan yang diinisiasi oleh CEO Radar Bogor Group Hazairin Sitepu yang menerima isi ulang tabung kosong di Graha Pena Jalan Sholeh Iskandar. “Semoga dengan segala upaya ini, kelangkaan oksigen akan segera teratasi,” tegasnya.

Sementara itu, mulai besok, Rabu (14/7), pemerintah akan mulai membagikan 300 ribu paket obat untuk para pelaku isoman dengan kategori tanpa gejala (OTG). Stok obat disebut Luhut cukup untuk 210 ribu kasus aktif.

Baca Juga :  Menkes Terbitkan Regulasi Cegah dan Atasi Kanker

”Ini berlangsung selama beberapa bulan kedepan. Ini akan dibagikan oleh TNI dan elemen-elemen masyarkat yang lain,” katanya.

Selain obat, bantuan pangan berupa beras juga akan dibagikan oleh pemerintah melalui TNI dan Polri. Juga akan dimulai Rabu besok.

Ada paket 5 kilogram, ada yang 10 kilogram. “Presiden berpesan tidak boleh rakyat sampai kelaparan atau tidak makan,” jelasnya.

Sementara hingga saat ini stok vaksin yang ada di pemerintah awalnya 31 juta dosis. Namun karena ada beberapa tambahan sumbangan dari beberapa negara, maka total stok vaksin menjadi 45 juta dosis. Seluruh dosis diharapkan bisa disuntikkan pada bulan ini.

”Peningkatan vaksinasi akan dilakukan oleh TNI-Polri dan Dinas Kesehatan (Dinkes). Pelaksanaan akan langsung ke daerah-daerah marjinal, pinggiran-pinggiran kota. Minggu ini bakal mulai berjalan,” katanya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penambahan tempat tidur baik isolasi maupun ICU juga membutuhkan tenaga perawat dan dokter.

Tenaga kesehatan yang ada sudah banyak berkurang karena beberapa terpapar virus dan harus melakukan isolasi mandiri.

Saat ini kata Budi, pihaknya sedang melakukan finalisasi pembahasan dengan asosiasi perawat, dokter, dan bidan untuk melakukan vaksinasi ketiga. ”Vaksinasi ketiga dengan Moderna untuk melindungi mereka. Akan dimulai secepat-cepatnya,” jelas Budi.

Untuk penambahan perawat dan dokter. Kemenkes telah mengidentifikasi kebutuhan 16-20 ribu perawat  Pihaknya telah mengidentifikasi perawat-perawat yang sudah lulus sekolahnya dan sudah melakukan uji kompetensinya di tingkat akhir. “Kami sudah bicara dengan Mendikbud akan bisa menggerakan secepat-cepatnya masuk ke praktek,” katanya.

Sementara untuk dokter, saat ini ada gap 3 ribuan dokter. ”Dengan penambahan kasus ini dokter-dokter yang akan selesai (lulus,Red) di tahun ini ada sekitar 3.900 orang. Kami juga sudah mempersaapkan dokter-dokter yang sudah lulus intership untuk segera masuk,” pungkas Budi.

Terpopuler

Artikel Terbaru