32 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Kabar Baik, Kombinasi Obat Penawar Covid-19 Unair Tinggal Tunggu Izin

JAKARTA – Tim peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya,
mengklaim telah menemukan kombinasi obat penawar virus corona atau Covid-19. Kabar
baiknya, kombinasi obat itu selama ini sudah ada di pasaran sehingga sudah
teruji secara klinis.

Ini merupakan kerja sama antara
Badan Intelijen Negara (BIN) dan Unair.

Demikian disampaikan Ketua Pusat
Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Unair Purwati di Kantor Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 di Matraman, Jakarta Timur, Jumat (12/6/2020).

Purwati mengatakan, ada beberapa
tahap penelitian yang dilakukan BIN dan Unair.

Pertama, pembiakan bermacam-macam
jenis sel yang menjadi sel target dari virus sebagai tempat untuk menumbuhkan
virus SARS CoV-2.

Kedua, Unair melakukan pengujian
kombinasi obat pada sel sehat yang dilakukan di Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Stem Cell Unair. Itu dilakukan untuk mencari dosis toksik obat
tersebut pada sel yang sehat (CC50).

Berikutnya, melakukan pengujian
potensi kombinasi obat tersebut untuk menghambat masuknya virus ke sel target
dan untuk menghambat replikasi virus sehingga ditemukan IC50 obat terhadap
virus.

Baca Juga :  UN 2020 di Tengah Ancaman Corona

“Semakin kecil nilainya (IC50)
maka obat tersebut semakin besar potensinya untuk membunuh virus tersebut. Uji
ini dilakukan di Lab BSL3 Lembaga Penyakit Tropis Unair,” jelas Purwati.

Tahap terakhir adalah
mengevaluasi efektifitas kombinasi obat tersebut. Dengan pemeriksaan RT PCR
setelah 24 jam, kombinasi obat diberikan pada virus tersebut.

“Hasilnya, virus menjadi tidak
terdeteksi dan terjadi peningkatan kadar sitokin anti keradangan dan penurunan
sitokin-sitokin keradangan dengan periksaan metode ELISA,” beber dia.

Selain itu, Unair juga bekerjasama
dengan Laboratorium Pengolahan Sel Punca ASC. Itu untuk melakukan uji
efektifitas Haematopoetic Stem Cells (HSCs) Dan Natural Killer (NK) cells
terhadap penanganan virus SARS CoV-2 isolat Indonesia tersebut.

HSCs Dan NK cells masing masing
dibiakkan dari PBMC selama 3-4 hari untuk HSCs dan 1-2 minggu untuk NK cells.

Baca Juga :  Ini Baru Keren, Karyawan Dua Kantor di Surabaya Akan Didenda Rp 250 Ri

Dari hasil uji tantang HSCs,
setelah 24 jam virus sudah dapat dieliminasi oleh stem cell tersebut.

Sedangkan, hasil uji tantang NK
cells, setelah 72 jam didapatkan sebagian besar virus diinaktivasi oleh NK
cells tersebut.

(Baca juga: BIN Akui Temuan Kombinasi Obat Covid-19 Unair)

Dengan demikian, lanjutnya, stem
cell dan sel tersebut bisa mempunyai potensi dan efektifitas yang cukup bagus
sebagai antivirus SARS COV-2 yang bisa diberikan sebagai preventif atau
pencegahan maupun pengobatan.

“Harapan kami, kombinasi obat ini
dapat segera mendapatkan izin produksi dan izin edar guna percepatan penanganan
pasien Covid-19,” jelasnya.

“Dukungan dari BPOM dan Kemenkes
untuk membuat panduan terkait regimen terapi obat dan kombinasi obat untuk
penanganan Covid-19 kami harapkan dapat keluar dalam waktu dekat,” pungkas
Purwati.

JAKARTA – Tim peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya,
mengklaim telah menemukan kombinasi obat penawar virus corona atau Covid-19. Kabar
baiknya, kombinasi obat itu selama ini sudah ada di pasaran sehingga sudah
teruji secara klinis.

Ini merupakan kerja sama antara
Badan Intelijen Negara (BIN) dan Unair.

Demikian disampaikan Ketua Pusat
Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Unair Purwati di Kantor Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 di Matraman, Jakarta Timur, Jumat (12/6/2020).

Purwati mengatakan, ada beberapa
tahap penelitian yang dilakukan BIN dan Unair.

Pertama, pembiakan bermacam-macam
jenis sel yang menjadi sel target dari virus sebagai tempat untuk menumbuhkan
virus SARS CoV-2.

Kedua, Unair melakukan pengujian
kombinasi obat pada sel sehat yang dilakukan di Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Stem Cell Unair. Itu dilakukan untuk mencari dosis toksik obat
tersebut pada sel yang sehat (CC50).

Berikutnya, melakukan pengujian
potensi kombinasi obat tersebut untuk menghambat masuknya virus ke sel target
dan untuk menghambat replikasi virus sehingga ditemukan IC50 obat terhadap
virus.

Baca Juga :  UN 2020 di Tengah Ancaman Corona

“Semakin kecil nilainya (IC50)
maka obat tersebut semakin besar potensinya untuk membunuh virus tersebut. Uji
ini dilakukan di Lab BSL3 Lembaga Penyakit Tropis Unair,” jelas Purwati.

Tahap terakhir adalah
mengevaluasi efektifitas kombinasi obat tersebut. Dengan pemeriksaan RT PCR
setelah 24 jam, kombinasi obat diberikan pada virus tersebut.

“Hasilnya, virus menjadi tidak
terdeteksi dan terjadi peningkatan kadar sitokin anti keradangan dan penurunan
sitokin-sitokin keradangan dengan periksaan metode ELISA,” beber dia.

Selain itu, Unair juga bekerjasama
dengan Laboratorium Pengolahan Sel Punca ASC. Itu untuk melakukan uji
efektifitas Haematopoetic Stem Cells (HSCs) Dan Natural Killer (NK) cells
terhadap penanganan virus SARS CoV-2 isolat Indonesia tersebut.

HSCs Dan NK cells masing masing
dibiakkan dari PBMC selama 3-4 hari untuk HSCs dan 1-2 minggu untuk NK cells.

Baca Juga :  Ini Baru Keren, Karyawan Dua Kantor di Surabaya Akan Didenda Rp 250 Ri

Dari hasil uji tantang HSCs,
setelah 24 jam virus sudah dapat dieliminasi oleh stem cell tersebut.

Sedangkan, hasil uji tantang NK
cells, setelah 72 jam didapatkan sebagian besar virus diinaktivasi oleh NK
cells tersebut.

(Baca juga: BIN Akui Temuan Kombinasi Obat Covid-19 Unair)

Dengan demikian, lanjutnya, stem
cell dan sel tersebut bisa mempunyai potensi dan efektifitas yang cukup bagus
sebagai antivirus SARS COV-2 yang bisa diberikan sebagai preventif atau
pencegahan maupun pengobatan.

“Harapan kami, kombinasi obat ini
dapat segera mendapatkan izin produksi dan izin edar guna percepatan penanganan
pasien Covid-19,” jelasnya.

“Dukungan dari BPOM dan Kemenkes
untuk membuat panduan terkait regimen terapi obat dan kombinasi obat untuk
penanganan Covid-19 kami harapkan dapat keluar dalam waktu dekat,” pungkas
Purwati.

Terpopuler

Artikel Terbaru