27.6 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Mendikbud Nadiem: 2020 Tahun Terakhir Pelaksanaan UN

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim
menegaskan Ujian Nasional (UN) pada 2020 mendatang merupakan tahun terakhir.
Pasalnya, pada 2021 nanti, UN akan digantikan dengan Asesmen Kompetensi Minimum
dan Survei Karakter.

Nadiem mengatakan UN hanya akan ada di 2020. Setelah itu
formatnya akan diganti. Sehingga di 2021 tidak lagi ada UN. “Pada tahun 2021 UN
akan diganti menjadi asesemen kompetisi minimum dan survei karakter,” ujar
Nadiem di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (11/12).

Nadiem menjelaskan mengapa UN tetap dilakukan sampai dengan
2020. Alasannya, karena sudah dilakukan persiapan pelaksanaan UN tersebut.
Sehingga, tidak bisa serta merta langsung dihapus begitu saja.  “Jadi juga
sudah ada para orangtua yang sudah investasi buat anaknya belajar mendapatkan
angka terbaik di UN,” katanya.

Baca Juga :  Ikuti Ajang INDI 4.0, BRI Ungkap Suksesnya Transformasi BRIVOLUTION

Sedangkan, kata Nadiem, alasan UN diganti karena berdasarkan
survei dan diskusi dari beberapa pihak termasuk juga dengan orang tua siswa
hasilnya adalah tidak baik. Karena, siswa fokusnya hanya menghapal materi yang
telah dipelajari. “Ini jadi beban stres bagi banyak sekali siswa, guru dan
orangtua,” ungkapnya.

Adanya UN ini juga menurut Nadiem belum menyentuh kepada
karakter siswa. Sehingga ia menilai UN hanya akan ada sampai 2020. Setelah itu
asesemen kompetisi minimum dan survei karakter‎ yang akan diterapkan. “Jadi
memang belum menyentuh karekter siswa secara holistik,” tuturnya.(jpc)

 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim
menegaskan Ujian Nasional (UN) pada 2020 mendatang merupakan tahun terakhir.
Pasalnya, pada 2021 nanti, UN akan digantikan dengan Asesmen Kompetensi Minimum
dan Survei Karakter.

Nadiem mengatakan UN hanya akan ada di 2020. Setelah itu
formatnya akan diganti. Sehingga di 2021 tidak lagi ada UN. “Pada tahun 2021 UN
akan diganti menjadi asesemen kompetisi minimum dan survei karakter,” ujar
Nadiem di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (11/12).

Nadiem menjelaskan mengapa UN tetap dilakukan sampai dengan
2020. Alasannya, karena sudah dilakukan persiapan pelaksanaan UN tersebut.
Sehingga, tidak bisa serta merta langsung dihapus begitu saja.  “Jadi juga
sudah ada para orangtua yang sudah investasi buat anaknya belajar mendapatkan
angka terbaik di UN,” katanya.

Baca Juga :  Ikuti Ajang INDI 4.0, BRI Ungkap Suksesnya Transformasi BRIVOLUTION

Sedangkan, kata Nadiem, alasan UN diganti karena berdasarkan
survei dan diskusi dari beberapa pihak termasuk juga dengan orang tua siswa
hasilnya adalah tidak baik. Karena, siswa fokusnya hanya menghapal materi yang
telah dipelajari. “Ini jadi beban stres bagi banyak sekali siswa, guru dan
orangtua,” ungkapnya.

Adanya UN ini juga menurut Nadiem belum menyentuh kepada
karakter siswa. Sehingga ia menilai UN hanya akan ada sampai 2020. Setelah itu
asesemen kompetisi minimum dan survei karakter‎ yang akan diterapkan. “Jadi
memang belum menyentuh karekter siswa secara holistik,” tuturnya.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru