31.5 C
Jakarta
Wednesday, April 24, 2024

Perjalanan Inspiratif Mahasiswa BINUS di Gorontalo

KEKAYAAN alam Indonesia berbanding lurus dengan
keberagaman kain yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Kekayaaan ini bisa
dilihat langsung oleh para mahasiswa BINUS Northumbria School of Design (BNSD),
yang melaksanakan field trip ke Gorontalo, sebuah provinsi di Pulau
Sulawesi.

Perjalanan yang dilakukan pada tanggal
23 hingga 25 April 2019 ini diikuti oleh mahasiswa jurusan Fashion Design dan
Fashion Management, bertujuan untuk mempelajari kekayaaan kultur dan budaya di
Gorontalo.

Hebatnya lagi, mereka tidak hanya
menyerap informasi dengan melakukan penelitisan di sana, tetapi juga membantu
para usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk menumbuhkan dan mengembangkan bisnis
mereka lebih maju lagi.

Hal tersebut sejalan dengan visi BINUS
yaitu Fostering and Empowering. Diharapkan dengan kedatangan mahasiswa
BINUS Northumbria School of Design ke sana, dapat memberikan dampak positif
terhadap perkembangan UMKM tersebut.

Pada
hari pertama, seluruh mahasiswa bersama dengan mitra binaan, yaitu Bank
Indonesia Gorontalo, melakukan workshop selama sehari penuh di Gedung
Bank Indonesia Gorontalo. Dihadiri oleh rekan-rekan UMKM Karawo, teknik bordir
berasal dari Gorontalo dan pebisnis tenun menggunakan eceng gondok, workshop
ini membahas bisnis dari sisi tren, pemasaran ke dunia internasional,
hingga pengembangan produk.

Baca Juga :  Hoaks! Dahlan Iskan Meninggal Dunia

Ada empat pembicara yang membahas
masing-masing sisi, yaitu Christopher Hodge, dosen fashion dari Northumbria
University, yang mengatakan kalau tren warna pada tahun 2020 adalah living
coral, bleached coral
, dan mellow yellow.

“Warna ini bisa diaplikasikan langsung di
Karawo,”ujar  Christopher Hodge.

Lalu, ada Dicky Maryoga, Subject Content
Coordinator of Fashion Design Program di BNSD, ia mengatakan bahwa marketing
UMKM Gorontalo harus mengikuti 4P.

“Yaitu product, place, price, dan
promotion,”bebernya.  

Sementara itu, Amanda Prihutomo, Deputy
Head of Fashion Program, memberikan informasi pengembangan produk yang
seharusnya bisa terus berkembang ke arah yang lebih baik supaya posisi bisnis
UMKM di sana semakin kuat.

Akhirnya, workshop ini ditutup
oleh Ratna Dewi Paramita, Head of Fashion Program di BNSD, yang meminta agar
kualitas produk Karawo dan tenun eceng gondok di Gorontalo bisa lebih
berkualitas.

“Agar bisa menembus pasar internasional
seperti Amerika Serikat dan Eropa,”jelasnya.

Memasuki hari kedua, seluruh peserta
melihat secara lebih dekat bagaimana proses produk Karawo dan tenun eceng
gondok dibuat hingga menghasilkan satu produk yang indah dan berkualitas.

Baca Juga :  Astaga! Sudah 1,6 Juta Buruh Di-PHK

Para mahasiswa juga belajar secara
langsung dengan para ahlinya di sana untuk memberikan satu pengalaman,
informasi, dan keahlian bagi mereka semua.

Lalu pada hari ketiga, seluruh peserta
bermain di berbagai tempat yang terkenal dengan kekayaan alam di Gorontalo.
Destinasi pertama adalah Desa Botubarani. Para mahasiswa melihat kekayaaan
pantai di sana karena khusus di Desa Botubarani, ada satu biota laut yang sulit
ditemukan di tempat lain, yaitu hiu paus. Mereka bisa melihat dan berinteraksi

langsung dengan Sherly, satu-satunya hiu
paus yang sedang berada di desa tersebut. Kemudian lanjut ke destinasi kedua,
yaitu Pantai Saronde.

Dengan melakukan perjalanan selama 2 jam
45 menit, para mahasiswa bisa melihat hamparan pasir putih dan jernihnya air
laut yang sangat indah sekaligus memanjakan mata.

Dengan field trip ini, diharapkan
para mahasiswa bisa mendapatkan inspirasi dari alam untuk mengikuti Jakarta
Fashion Week 2020 yang merupakan event fashion terbesar di Indonesia.  (hms/aza/CTK)

KEKAYAAN alam Indonesia berbanding lurus dengan
keberagaman kain yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Kekayaaan ini bisa
dilihat langsung oleh para mahasiswa BINUS Northumbria School of Design (BNSD),
yang melaksanakan field trip ke Gorontalo, sebuah provinsi di Pulau
Sulawesi.

Perjalanan yang dilakukan pada tanggal
23 hingga 25 April 2019 ini diikuti oleh mahasiswa jurusan Fashion Design dan
Fashion Management, bertujuan untuk mempelajari kekayaaan kultur dan budaya di
Gorontalo.

Hebatnya lagi, mereka tidak hanya
menyerap informasi dengan melakukan penelitisan di sana, tetapi juga membantu
para usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk menumbuhkan dan mengembangkan bisnis
mereka lebih maju lagi.

Hal tersebut sejalan dengan visi BINUS
yaitu Fostering and Empowering. Diharapkan dengan kedatangan mahasiswa
BINUS Northumbria School of Design ke sana, dapat memberikan dampak positif
terhadap perkembangan UMKM tersebut.

Pada
hari pertama, seluruh mahasiswa bersama dengan mitra binaan, yaitu Bank
Indonesia Gorontalo, melakukan workshop selama sehari penuh di Gedung
Bank Indonesia Gorontalo. Dihadiri oleh rekan-rekan UMKM Karawo, teknik bordir
berasal dari Gorontalo dan pebisnis tenun menggunakan eceng gondok, workshop
ini membahas bisnis dari sisi tren, pemasaran ke dunia internasional,
hingga pengembangan produk.

Baca Juga :  Hoaks! Dahlan Iskan Meninggal Dunia

Ada empat pembicara yang membahas
masing-masing sisi, yaitu Christopher Hodge, dosen fashion dari Northumbria
University, yang mengatakan kalau tren warna pada tahun 2020 adalah living
coral, bleached coral
, dan mellow yellow.

“Warna ini bisa diaplikasikan langsung di
Karawo,”ujar  Christopher Hodge.

Lalu, ada Dicky Maryoga, Subject Content
Coordinator of Fashion Design Program di BNSD, ia mengatakan bahwa marketing
UMKM Gorontalo harus mengikuti 4P.

“Yaitu product, place, price, dan
promotion,”bebernya.  

Sementara itu, Amanda Prihutomo, Deputy
Head of Fashion Program, memberikan informasi pengembangan produk yang
seharusnya bisa terus berkembang ke arah yang lebih baik supaya posisi bisnis
UMKM di sana semakin kuat.

Akhirnya, workshop ini ditutup
oleh Ratna Dewi Paramita, Head of Fashion Program di BNSD, yang meminta agar
kualitas produk Karawo dan tenun eceng gondok di Gorontalo bisa lebih
berkualitas.

“Agar bisa menembus pasar internasional
seperti Amerika Serikat dan Eropa,”jelasnya.

Memasuki hari kedua, seluruh peserta
melihat secara lebih dekat bagaimana proses produk Karawo dan tenun eceng
gondok dibuat hingga menghasilkan satu produk yang indah dan berkualitas.

Baca Juga :  Astaga! Sudah 1,6 Juta Buruh Di-PHK

Para mahasiswa juga belajar secara
langsung dengan para ahlinya di sana untuk memberikan satu pengalaman,
informasi, dan keahlian bagi mereka semua.

Lalu pada hari ketiga, seluruh peserta
bermain di berbagai tempat yang terkenal dengan kekayaan alam di Gorontalo.
Destinasi pertama adalah Desa Botubarani. Para mahasiswa melihat kekayaaan
pantai di sana karena khusus di Desa Botubarani, ada satu biota laut yang sulit
ditemukan di tempat lain, yaitu hiu paus. Mereka bisa melihat dan berinteraksi

langsung dengan Sherly, satu-satunya hiu
paus yang sedang berada di desa tersebut. Kemudian lanjut ke destinasi kedua,
yaitu Pantai Saronde.

Dengan melakukan perjalanan selama 2 jam
45 menit, para mahasiswa bisa melihat hamparan pasir putih dan jernihnya air
laut yang sangat indah sekaligus memanjakan mata.

Dengan field trip ini, diharapkan
para mahasiswa bisa mendapatkan inspirasi dari alam untuk mengikuti Jakarta
Fashion Week 2020 yang merupakan event fashion terbesar di Indonesia.  (hms/aza/CTK)

Terpopuler

Artikel Terbaru