26.1 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Daripada Rektor, JK Sarankan Rekrutmen Dekan Asing

Wacana rekrutmen rektor asing untuk memperbaiki kualitas kampus
di Indonesia memang menjadi kontroversi. Ada yang mendukung, ada pula yang
terang-terangan menolak. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mencoba mencarikan
jalan tengah agar polemik rektor asing tidak berkepanjangan.

Jabatan rektor bagi JK adalah sebuah posisi yang penting dalam
suatu universitas. Tidak hanya dalam urusan akademik, seorang rektor juga
bertanggung jawab dalam berbagai urusan administrasi yang berkaitan dengan
kampusnya. Termasuk kerja sama dengan berbagai pihak di luar lingkungan kampus.

“Kalau rektor asing bisa bingung dia kan,” tuturnya.

Atas dasar itu, ketimbang rektor, dia menyarankan untuk merekrut
intelektual asing di jabatan yang setingkat di bawahnya. Yakni, dekan fakultas.

“Kalau dekan, pekerjaannya sangat teknis,” lanjutnya.

Dari jabatan dekan tersebut, jenjang kariernya bisa naik
sehingga dia bisa menjadi rektor. Dengan demikian, sivitas akademika tidak akan
syok. Rektor asing pun tidak akan syok karena dia sudah mengenal kampus itu
sejak menjadi dekan fakultas.

Menurut JK, tidak perlu khawatir bahwa rektor asing akan
memboroskan anggaran. Mengingat, anggaran pendidikan Indonesia 2020 mendatang
mencapai Rp 550 triliun.

Lagipula selama ini akademisi Indoensia sudah biasa berhubungan
dengan pihak asing. Itu terbukti dari banyaknya mahasiswa Indonesia yang kuliah
di luar negeri.

Baca Juga :  Setuju Kedua-duanya Jadi Ketua

Maka, mendatangkan tenaga asing ke kampus Indonesia seharusnya
juga bukan hal aneh. “Jauh lebih murah mendatangkan profesornya ke dalam
negeri,” tuturnya.

Di saat bersamaan, peningkatan kualitas rektor dalam negeri juga
harus terus dilakukan. Hanya saja, prosesnya butuh waktu lama. Rektor asing
akan mempersingkat prosesnya sembari menunggu rektor dalam negeri.

JK menambahkan, dunia sudah berubah. Maka univeritas di
Indonesia juga harus lebih cepat majunya.

JK berpesan agar bangsa ini tidak cepat mudah merasa hebat.
Indonesia memang punya banyak akademisi yang hebat. Namun, perlu ada standar
yang lebih tinggi lagi bila ingin naik kelas.

Sementara itu, pengamat pendidikan tinggi Totok Amin Soefijanto
menilai, program rektor asing adalah gebrakan positif. Sebuah program
berkelanjutan setelah Kemeristekdikti mendorong akademisi untuk meningkatkan
publikasi jurnal ilmiah.

Apakah itu saja cukup? Jelas tidak. Kampus negeri tanah air
membutuhkan sosok pemimpin berkelas dunia.

“Pemimpin asing ini ibarat katalisator. Yang sifatnya
mempercepat proses peningkatan mutu dan branding perguruan tinggi di Indonesia
ke kancah internasional,” terang Totok.

Dia berharap, gaya kepemimpinan dan etos kerja rektor asing yang
dibawa ke Indonesia akan mengubah segala sistem kampus yang buruk menjadi
simpel.

Baca Juga :  Gojek Kembali Hadirkan Festival Kuliner Online Terbesar di Indonesia

Ingat, tujuan pemerintah adalah membawa nama kampus, bukan
perseorangan. Guna meningkatkan ranking, butuh pamor.

Tidak hanya akademis, kemampuan berjejaring dengan komunitas
peneliti dan kampus internasional sangat penting.

Rektor harus memiliki kemampuan marketing yang
handal. Mempromosikan kampusnya untuk menarik minat mancanegara, terutama
sektor industri.

“Kemampuan rektor layaknya businessman memang.
Nah, ini yang jarang dimiliki akademisi Indonesia,” katanya.

Kampus harus memiliki usaha. Bekerja sama dengan perusahaan.
Misalnya, memberdayakan dosennya untuk riset teknologi jika bekerja sama dengan
perusahaan IT, atau riset obat-obatan jika bekerja sama dengan perusahaan
farmasi. Dengan begitu, hasil riset akan tepat guna dengan kebutuhan industri.

Selama ini, suara penolakan dari beberapa kampus memang gencar
terdengar. Totok menilai itu wajar. Mungkin, mereka kaget dengan inovasi maupun
terobosan program baru yang dicanangkan pemerintah.

“Ini tugas Kemenristekdikti selanjutnya untuk gencar
sosialisasi. Ngobrol makan siang bersama pejabat kampus. Menjelaskan maksud,
latar belakang, dan tujuan. Diskusilah. Saya yakin satu kali makan siang
selesai,” ujar dosen Universitas Paramadina itu.(jpg)

 

Wacana rekrutmen rektor asing untuk memperbaiki kualitas kampus
di Indonesia memang menjadi kontroversi. Ada yang mendukung, ada pula yang
terang-terangan menolak. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mencoba mencarikan
jalan tengah agar polemik rektor asing tidak berkepanjangan.

Jabatan rektor bagi JK adalah sebuah posisi yang penting dalam
suatu universitas. Tidak hanya dalam urusan akademik, seorang rektor juga
bertanggung jawab dalam berbagai urusan administrasi yang berkaitan dengan
kampusnya. Termasuk kerja sama dengan berbagai pihak di luar lingkungan kampus.

“Kalau rektor asing bisa bingung dia kan,” tuturnya.

Atas dasar itu, ketimbang rektor, dia menyarankan untuk merekrut
intelektual asing di jabatan yang setingkat di bawahnya. Yakni, dekan fakultas.

“Kalau dekan, pekerjaannya sangat teknis,” lanjutnya.

Dari jabatan dekan tersebut, jenjang kariernya bisa naik
sehingga dia bisa menjadi rektor. Dengan demikian, sivitas akademika tidak akan
syok. Rektor asing pun tidak akan syok karena dia sudah mengenal kampus itu
sejak menjadi dekan fakultas.

Menurut JK, tidak perlu khawatir bahwa rektor asing akan
memboroskan anggaran. Mengingat, anggaran pendidikan Indonesia 2020 mendatang
mencapai Rp 550 triliun.

Lagipula selama ini akademisi Indoensia sudah biasa berhubungan
dengan pihak asing. Itu terbukti dari banyaknya mahasiswa Indonesia yang kuliah
di luar negeri.

Baca Juga :  Setuju Kedua-duanya Jadi Ketua

Maka, mendatangkan tenaga asing ke kampus Indonesia seharusnya
juga bukan hal aneh. “Jauh lebih murah mendatangkan profesornya ke dalam
negeri,” tuturnya.

Di saat bersamaan, peningkatan kualitas rektor dalam negeri juga
harus terus dilakukan. Hanya saja, prosesnya butuh waktu lama. Rektor asing
akan mempersingkat prosesnya sembari menunggu rektor dalam negeri.

JK menambahkan, dunia sudah berubah. Maka univeritas di
Indonesia juga harus lebih cepat majunya.

JK berpesan agar bangsa ini tidak cepat mudah merasa hebat.
Indonesia memang punya banyak akademisi yang hebat. Namun, perlu ada standar
yang lebih tinggi lagi bila ingin naik kelas.

Sementara itu, pengamat pendidikan tinggi Totok Amin Soefijanto
menilai, program rektor asing adalah gebrakan positif. Sebuah program
berkelanjutan setelah Kemeristekdikti mendorong akademisi untuk meningkatkan
publikasi jurnal ilmiah.

Apakah itu saja cukup? Jelas tidak. Kampus negeri tanah air
membutuhkan sosok pemimpin berkelas dunia.

“Pemimpin asing ini ibarat katalisator. Yang sifatnya
mempercepat proses peningkatan mutu dan branding perguruan tinggi di Indonesia
ke kancah internasional,” terang Totok.

Dia berharap, gaya kepemimpinan dan etos kerja rektor asing yang
dibawa ke Indonesia akan mengubah segala sistem kampus yang buruk menjadi
simpel.

Baca Juga :  Gojek Kembali Hadirkan Festival Kuliner Online Terbesar di Indonesia

Ingat, tujuan pemerintah adalah membawa nama kampus, bukan
perseorangan. Guna meningkatkan ranking, butuh pamor.

Tidak hanya akademis, kemampuan berjejaring dengan komunitas
peneliti dan kampus internasional sangat penting.

Rektor harus memiliki kemampuan marketing yang
handal. Mempromosikan kampusnya untuk menarik minat mancanegara, terutama
sektor industri.

“Kemampuan rektor layaknya businessman memang.
Nah, ini yang jarang dimiliki akademisi Indonesia,” katanya.

Kampus harus memiliki usaha. Bekerja sama dengan perusahaan.
Misalnya, memberdayakan dosennya untuk riset teknologi jika bekerja sama dengan
perusahaan IT, atau riset obat-obatan jika bekerja sama dengan perusahaan
farmasi. Dengan begitu, hasil riset akan tepat guna dengan kebutuhan industri.

Selama ini, suara penolakan dari beberapa kampus memang gencar
terdengar. Totok menilai itu wajar. Mungkin, mereka kaget dengan inovasi maupun
terobosan program baru yang dicanangkan pemerintah.

“Ini tugas Kemenristekdikti selanjutnya untuk gencar
sosialisasi. Ngobrol makan siang bersama pejabat kampus. Menjelaskan maksud,
latar belakang, dan tujuan. Diskusilah. Saya yakin satu kali makan siang
selesai,” ujar dosen Universitas Paramadina itu.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru