27.2 C
Jakarta
Thursday, April 25, 2024

Tolak Jokowi 3 Periode, Faisal Basri: Utang Menumpuk, Cukup

PROKALTENG.CO-Ekonom senior Faisal Basri mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal potensi terjadinya peningkatan inflasi akibat bahan pokok yang melonjak. Pasalnya, hal ini akan membuat angka kemiskinan meningkat.

Apabila itu terjadi, maka diproyeksikan jumlah orang miskin akan kembali ke angka dua digit. Padahal per September 2021, pemerintah telah berhasil menurunkannya hingga di angka 9,71 persen.

“Jadi ada legacy (warisan) yang akan hilang lagi kalau inflasinya tinggi, jumlah orang miskin double digit lagi. Padahal Pak Jokowi ingin menghilangkan kemiskinan ekstrem tersebut,” kata dia secara daring, Kamis (7/4).

Kemungkinan tersebut bisa saja terjadi, sebab berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 64 persen pengeluaran masyarakat miskin habis untuk membeli makanan. “Kalau orang kaya cuma 39,22 persen (untuk belanja bahan makanan),” tutur dia.

Baca Juga :  Selama Pandemi, Kekerasan Terhadap Anak Meningkat

Maka dari itu, ia menilai wacana perpanjangan jabatan 3 periode akan menjadi warisan buruk bagi kepemimpinan Presiden Jokowi. Apabila diperpanjang, maka hasil bagus yang pernah dicapai, seperti tingkat inflasi rendah dan penurunan tingkat kemiskinan akan sia-sia.

Untuk tingkat inflasi Indonesia per 2019 sebesar 2,72 persen. Lalu pada 2020 sebesar 1,68 persen dan pada 2021 sebesar 1,87 persen.

Angka inflasi tersebut selalu berada di bawah target pemerintah, yakni 3 persen. “Mudah-mudahan Pak Jokowi tidak tiga periode atau ditambah masa jabatannya, karena semakin ditambah masa jabatannya yang bagus-bagus (hasil kerja) bisa jadi jelek,” ungkap dia.

“Akhirnya Pak Jokowi tidak menyisakan apa-apa kecuali cuma kerusakan lingkungan dan utang yang menumpuk. Oleh karena itu, saya (rasa) Pak Jokowi cukup sampai 2024, Pak,” tutup Faisal. (jpg/fajar)

Baca Juga :  Warna Pelat Nomor Kendaraan Bakal Diganti, Ini Penjelasannya

PROKALTENG.CO-Ekonom senior Faisal Basri mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal potensi terjadinya peningkatan inflasi akibat bahan pokok yang melonjak. Pasalnya, hal ini akan membuat angka kemiskinan meningkat.

Apabila itu terjadi, maka diproyeksikan jumlah orang miskin akan kembali ke angka dua digit. Padahal per September 2021, pemerintah telah berhasil menurunkannya hingga di angka 9,71 persen.

“Jadi ada legacy (warisan) yang akan hilang lagi kalau inflasinya tinggi, jumlah orang miskin double digit lagi. Padahal Pak Jokowi ingin menghilangkan kemiskinan ekstrem tersebut,” kata dia secara daring, Kamis (7/4).

Kemungkinan tersebut bisa saja terjadi, sebab berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 64 persen pengeluaran masyarakat miskin habis untuk membeli makanan. “Kalau orang kaya cuma 39,22 persen (untuk belanja bahan makanan),” tutur dia.

Baca Juga :  Selama Pandemi, Kekerasan Terhadap Anak Meningkat

Maka dari itu, ia menilai wacana perpanjangan jabatan 3 periode akan menjadi warisan buruk bagi kepemimpinan Presiden Jokowi. Apabila diperpanjang, maka hasil bagus yang pernah dicapai, seperti tingkat inflasi rendah dan penurunan tingkat kemiskinan akan sia-sia.

Untuk tingkat inflasi Indonesia per 2019 sebesar 2,72 persen. Lalu pada 2020 sebesar 1,68 persen dan pada 2021 sebesar 1,87 persen.

Angka inflasi tersebut selalu berada di bawah target pemerintah, yakni 3 persen. “Mudah-mudahan Pak Jokowi tidak tiga periode atau ditambah masa jabatannya, karena semakin ditambah masa jabatannya yang bagus-bagus (hasil kerja) bisa jadi jelek,” ungkap dia.

“Akhirnya Pak Jokowi tidak menyisakan apa-apa kecuali cuma kerusakan lingkungan dan utang yang menumpuk. Oleh karena itu, saya (rasa) Pak Jokowi cukup sampai 2024, Pak,” tutup Faisal. (jpg/fajar)

Baca Juga :  Warna Pelat Nomor Kendaraan Bakal Diganti, Ini Penjelasannya

Terpopuler

Artikel Terbaru