31.7 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Dikibulin Mantan Napi Koruptor, Moeldoko Dibujuk Jadi Sponsor KLB

JAKARTA –
Kepala Staf Presiden,
 Moeldoko menjadi korban kader dan mantan kader
Demokrat yang menginginkan diadakannya kongres luar biasa (KLB).
Pengurus DPP Partai Demokrat yang
dihubungi Pojoksatu.id menyebut ada faksi di Demokrat yang hendak melakukan KLB. Mereka sudah bergerilya sejak Januari 2021.


Faksi ini menemui Moeldoko.
Mereka membujuk
 Moeldoko agar
bersedia menjadi sponsor dengan iming-iming jabatan Ketua Umum
 Partai Demokrat.Faksi ini hendak melakukan KLB karena
mereka tidak terakomodir dalam kepengurusan DPP
 Partai Demokrat di
bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).


KLB bertujuan untuk mengganti pucuk pimpinan DPP Partai Demokrat sekaligus
mempengaruhi pelaksanaan Musda DPC dan DPD yang saat ini sedang berlangsung di
seluruh Indonesia.
“Bulan ini kan banyak Musda DPD dan DPC di seluruh Indonesia.
Nah,
 AHY sudah punya catatan siapa saja yang layak
menjadi ketua DPD dan DPC,” ucapnya.

Ia menyebut alasan faksi di
Demokrat melakukan KLB tidak masuk
akal. Sebab, AHY telah
berhasil mengangkat elektabilitas Partai Demokrat ke
posisi tiga besar.


Hal itu sesui dengan hasil survei Lembaga Kajian Pemilu
Indonesia (LKPI) pada 20-27 Desember 2020, di mana elektabilitas
 Partai Demokrat berada
di urutan ketiga dengan perolehan 10,8 persen.
Ia menyebut mantan bendahara umum Partai Demokrat, Nazaruddin merupakan salah satu sosok yang
menginginkan
 KLB.

“Dia (Nazaruddin) kan selalu
ingin dekat dengan penguasa agar kepentingan pribadinya terakomodir. Dulu dia
masuk Demokrat karena Demokrat berkuasa. Sekarang juga begitu, deketin
penguasa,” ucapnya.

Baca Juga :  Bareskrim Akhirnya Jemput Paksa dan Jebloskan Irjen Napoleon Bonaparte

Mantan petinggi Partai Demokrat, I Gede Pasek Suardika menyebut Moeldoko menjadi korban dalam pusaran konflik di
tubuh Partai Demokrat.


Mantan anggota DPR RI ini menyebut Moeldoko terseret dalam konflik internal Demokrat
karena ulah
 Nazaruddin, mantan
Bendara Umum
 Partai Demokrat.Mantan narapidana koruptor itu diduga membujuk Moeldoko agar bersedia mendukung KLB Partai Demokrat.

“Dulu sukses ikut jebloskan
@anasurbaningrum, setelah keluar penjara Ia sukses lagi jebloskan
@GeneralMoeldoko ke pusaran konflik politik di PD. Itulah Nazaruddin. Lihat saja apakah saudaranya masih tetap di sana?
Maka perannya memang penting dalam sebuah skenario,” kata Pasek, dikutip dari
akun Twitter pribadinya, @G_paseksuardika, Kamis (4/2).


Mantan Jubir Partai Demokrat Ruhut
Sitompul mengaku diminta oleh kader Demokrat untuk membujuk
 Moeldoko agar bersedia menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Para kader Demokrat itu, kata
Ruhut, sedang menggalang dukungan untuk melakukan KLB dengan agenda pergantian ketua Umum Partai Demokrat.


“Mereka cerita ke saya, kan saya dekat dengan Pak Moeldoko. Mereka minta bantuan ke saya agar Pak Moeldoko mau jadi ketua umum. Setelah itu, baru
akan digelar
 KLB,” ujar Ruhut
saat dihubungi awak media, Kamis (4/2).

Ruhut yang saat ini sudah
menjadi Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menambahkan,
permintaan kader Demokrat untuk membujuk Moeldoko menjadi ketua umum saat dirinya berkunjung
ke daerah. Bahkan ada yang yang menghubungi dirinya lewat telepon.

Baca Juga :  Aturan Terbaru, Perjalanan Darat 250 Km atau Lebih, Wajib PCR


“Sampai kemarin saya masih dihubungi daerah (agar membantu Moeldoko menjadi Ketum Demokrat),” katanya.

Namun demikian, Ruhut tidak
bisa ikut serta untuk menjadikan Moeldoko sebagai
Ketua Umum Partai Demokrat. Hal
itu karena dirinya sudah menjadi kader PDIP.


“Bahkan mereka bilang, abang baliklah (ke Demokrat), saya bilang
tidak bisa, saya sudah jadi kader PDIP,” ungkapnya.


Kepala Staf Presiden, Moeldoko mengakui pernah melakukan pertemuan dengan
pengurus Demokrat.
Moeldoko mengakui ditemui oleh pengurus Demokrat di rumahnya dan
di hotel.

Namun Moeldoko tak menjelaskan berapa kali dirinya
bertemu dengan kader Demokrat.


“Beberapa kali (pertemuan) di rumah saya. Ya ada di hotel, ada
di mana-mana. Nggak terlalu penting lah itu. Intinya aku datang diajak ketemu,
ya,” kata Meoldoko saat konferensi pers di Jalan Terusan Lembang, Jakarta
Pusat, Rabu (3/1/2021).


Moeldoko juga tak menjelaskan siapa saja kader Partai Demokrat yang
menemuinya.
“Wong saya, biasa di kantor saya itu setiap hari menerima orang,
menerima berbagai kelompok di kantor saya, biasa itu,” katanya.

“Dia
marah-marah, saya suruh marah-marah, emosimu keluarkan, marah-marah aja. Biar
saya paham apa yang kalian pikirkan, gitu. Jadi apa yang salah? Apa mau
pertemuan di mana hak gue. Ngapain ikut campur? Gitu,” tandas
 Moeldoko

JAKARTA –
Kepala Staf Presiden,
 Moeldoko menjadi korban kader dan mantan kader
Demokrat yang menginginkan diadakannya kongres luar biasa (KLB).
Pengurus DPP Partai Demokrat yang
dihubungi Pojoksatu.id menyebut ada faksi di Demokrat yang hendak melakukan KLB. Mereka sudah bergerilya sejak Januari 2021.


Faksi ini menemui Moeldoko.
Mereka membujuk
 Moeldoko agar
bersedia menjadi sponsor dengan iming-iming jabatan Ketua Umum
 Partai Demokrat.Faksi ini hendak melakukan KLB karena
mereka tidak terakomodir dalam kepengurusan DPP
 Partai Demokrat di
bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).


KLB bertujuan untuk mengganti pucuk pimpinan DPP Partai Demokrat sekaligus
mempengaruhi pelaksanaan Musda DPC dan DPD yang saat ini sedang berlangsung di
seluruh Indonesia.
“Bulan ini kan banyak Musda DPD dan DPC di seluruh Indonesia.
Nah,
 AHY sudah punya catatan siapa saja yang layak
menjadi ketua DPD dan DPC,” ucapnya.

Ia menyebut alasan faksi di
Demokrat melakukan KLB tidak masuk
akal. Sebab, AHY telah
berhasil mengangkat elektabilitas Partai Demokrat ke
posisi tiga besar.


Hal itu sesui dengan hasil survei Lembaga Kajian Pemilu
Indonesia (LKPI) pada 20-27 Desember 2020, di mana elektabilitas
 Partai Demokrat berada
di urutan ketiga dengan perolehan 10,8 persen.
Ia menyebut mantan bendahara umum Partai Demokrat, Nazaruddin merupakan salah satu sosok yang
menginginkan
 KLB.

“Dia (Nazaruddin) kan selalu
ingin dekat dengan penguasa agar kepentingan pribadinya terakomodir. Dulu dia
masuk Demokrat karena Demokrat berkuasa. Sekarang juga begitu, deketin
penguasa,” ucapnya.

Baca Juga :  Bareskrim Akhirnya Jemput Paksa dan Jebloskan Irjen Napoleon Bonaparte

Mantan petinggi Partai Demokrat, I Gede Pasek Suardika menyebut Moeldoko menjadi korban dalam pusaran konflik di
tubuh Partai Demokrat.


Mantan anggota DPR RI ini menyebut Moeldoko terseret dalam konflik internal Demokrat
karena ulah
 Nazaruddin, mantan
Bendara Umum
 Partai Demokrat.Mantan narapidana koruptor itu diduga membujuk Moeldoko agar bersedia mendukung KLB Partai Demokrat.

“Dulu sukses ikut jebloskan
@anasurbaningrum, setelah keluar penjara Ia sukses lagi jebloskan
@GeneralMoeldoko ke pusaran konflik politik di PD. Itulah Nazaruddin. Lihat saja apakah saudaranya masih tetap di sana?
Maka perannya memang penting dalam sebuah skenario,” kata Pasek, dikutip dari
akun Twitter pribadinya, @G_paseksuardika, Kamis (4/2).


Mantan Jubir Partai Demokrat Ruhut
Sitompul mengaku diminta oleh kader Demokrat untuk membujuk
 Moeldoko agar bersedia menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Para kader Demokrat itu, kata
Ruhut, sedang menggalang dukungan untuk melakukan KLB dengan agenda pergantian ketua Umum Partai Demokrat.


“Mereka cerita ke saya, kan saya dekat dengan Pak Moeldoko. Mereka minta bantuan ke saya agar Pak Moeldoko mau jadi ketua umum. Setelah itu, baru
akan digelar
 KLB,” ujar Ruhut
saat dihubungi awak media, Kamis (4/2).

Ruhut yang saat ini sudah
menjadi Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menambahkan,
permintaan kader Demokrat untuk membujuk Moeldoko menjadi ketua umum saat dirinya berkunjung
ke daerah. Bahkan ada yang yang menghubungi dirinya lewat telepon.

Baca Juga :  Aturan Terbaru, Perjalanan Darat 250 Km atau Lebih, Wajib PCR


“Sampai kemarin saya masih dihubungi daerah (agar membantu Moeldoko menjadi Ketum Demokrat),” katanya.

Namun demikian, Ruhut tidak
bisa ikut serta untuk menjadikan Moeldoko sebagai
Ketua Umum Partai Demokrat. Hal
itu karena dirinya sudah menjadi kader PDIP.


“Bahkan mereka bilang, abang baliklah (ke Demokrat), saya bilang
tidak bisa, saya sudah jadi kader PDIP,” ungkapnya.


Kepala Staf Presiden, Moeldoko mengakui pernah melakukan pertemuan dengan
pengurus Demokrat.
Moeldoko mengakui ditemui oleh pengurus Demokrat di rumahnya dan
di hotel.

Namun Moeldoko tak menjelaskan berapa kali dirinya
bertemu dengan kader Demokrat.


“Beberapa kali (pertemuan) di rumah saya. Ya ada di hotel, ada
di mana-mana. Nggak terlalu penting lah itu. Intinya aku datang diajak ketemu,
ya,” kata Meoldoko saat konferensi pers di Jalan Terusan Lembang, Jakarta
Pusat, Rabu (3/1/2021).


Moeldoko juga tak menjelaskan siapa saja kader Partai Demokrat yang
menemuinya.
“Wong saya, biasa di kantor saya itu setiap hari menerima orang,
menerima berbagai kelompok di kantor saya, biasa itu,” katanya.

“Dia
marah-marah, saya suruh marah-marah, emosimu keluarkan, marah-marah aja. Biar
saya paham apa yang kalian pikirkan, gitu. Jadi apa yang salah? Apa mau
pertemuan di mana hak gue. Ngapain ikut campur? Gitu,” tandas
 Moeldoko

Terpopuler

Artikel Terbaru