28.8 C
Jakarta
Thursday, April 25, 2024

Lonjakan Kasus Covid-19, Jateng Siapkan Opsi RS Darurat di Kudus

PROKALTENG.CO-Rumah sakit (RS) kewalahan sehingga pasien sampai harus dirawat di kota-kota sekitar. Ratusan tenaga kesehatan (nakes) positif Covid-19, bahkan ada yang meninggal. Dan, gubernur Jawa Tengah (Jateng) juga sempat menegur prosedur pendampingan pasien di tempat isolasi.

Itulah gambaran Kudus yang tengah menghadapi hantaman serius kasus positif Covid-19. Bed occupancy rate (BOR) di Kota Keretek tersebut bahkan mendekati 100 persen.

Ganjar Pranowo, gubernur Jateng, pun sudah meminta Bupati Kudus Hartopo dan dinas kesehatan setempat menambah tempat tidur. ”Itu sebenarnya ndak sulit, tinggal butuh mau saja. Tapi, kalau nanti sulit betul, kami akan turunkan rumah sakit darurat,” kata Ganjar setelah mengikuti rapat dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara daring seperti tercantum dalam rilis yang diterima Jawa Pos kemarin.

Karena BOR yang hampir 100 persen itu, RS di Kota Semarang dan Salatiga disiagakan untuk menerima limpahan pasien dari Kudus. Kemenkes melalui Dinas Kesehatan Jateng juga memberikan dispensasi perpindahan perawatan pasien tersebut. Cukup berkoordinasi antar-RS.

Baca Juga :  Mohon Diperhatikan! Ini Instruksi untuk Seluruh ASN

Terkait dengan rumah sakit darurat itu, lanjut Ganjar, saat ini dilakukan asesmen. Nanti keputusan apakah membuat rumah sakit darurat atau tidak bergantung hasil asesmen tersebut.

”Pengalaman saya waktu dulu mengalami kenaikan dan BOR tinggi, saya tinggal perintah ke rumah sakit. Kamu tambah ICU dan tempat tidur isolasi. Ini hanya butuh mau dan strong leadership dari bupati,” katanya.

Sementara itu, seperti dilansir Jawa Pos Radar Kudus, seorang nakes di RSUD dr Loekmono Hadi gugur dalam perang melawan Covid-19. Nakes tersebut dirawat sejak 31 Mei. Dia juga diketahui mempunyai penyakit penyerta asma.

Bupati Hartopo berbelasungkawa atas meninggalnya nakes tersebut. Dia juga meminta nakes lain menjaga kesehatan. ”Tetap semangat, jangan sampai kecapekan. Apalagi nakes sangat minim,” terangnya.

Hartopo mengatakan, saat ini ada 189 nakes yang terpapar. Ada yang bergejala berat hingga ringan. Kondisi itu menghambat pelayanan di sejumlah faskes.

Baca Juga :  Survei LSI: Periode Kedua Jokowi Masyarakat Makin Serba Ketakutan

Melihat kondisi itu, Pemkab Kudus telah mengajukan kepada Pemprov Jateng untuk meminta bantuan tambahan nakes. Dari tambahan itu, pemkab meminta 400 perawat dan 60 dokter.

”Kami hanya dikirimi 17 nakes, terdiri atas 4 dokter dan 13 perawat. Kami berusaha memanfaatkan tenaga yang ada,” ujarnya saat ditemui di Akbid Kudus kemarin.

Hartopo meminta masyarakat tak khawatir dalam menanggapi kasus persebaran Covid-19 di Kudus. Yang penting masyarakat menaati protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

Di samping itu, Pemkab Kudus telah menginstruksikan pembatasan aktivitas masyarakat di lokasi berzona merah. Sekaligus menutup seluruh destinasi wisata yang dikelola pemerintah maupun swasta.

Sementara itu, konfirmasi kasus aktif Covid-19 di Kudus pada Selasa (1/6) mengalami penurunan. Penambahan kasus hanya 38 pasien. Sementara itu, total yang terkonfirmasi aktif mencapai 1.232 pasien. Pasien sembuh mencapai 5.773 orang dan meninggal 632 orang.

PROKALTENG.CO-Rumah sakit (RS) kewalahan sehingga pasien sampai harus dirawat di kota-kota sekitar. Ratusan tenaga kesehatan (nakes) positif Covid-19, bahkan ada yang meninggal. Dan, gubernur Jawa Tengah (Jateng) juga sempat menegur prosedur pendampingan pasien di tempat isolasi.

Itulah gambaran Kudus yang tengah menghadapi hantaman serius kasus positif Covid-19. Bed occupancy rate (BOR) di Kota Keretek tersebut bahkan mendekati 100 persen.

Ganjar Pranowo, gubernur Jateng, pun sudah meminta Bupati Kudus Hartopo dan dinas kesehatan setempat menambah tempat tidur. ”Itu sebenarnya ndak sulit, tinggal butuh mau saja. Tapi, kalau nanti sulit betul, kami akan turunkan rumah sakit darurat,” kata Ganjar setelah mengikuti rapat dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara daring seperti tercantum dalam rilis yang diterima Jawa Pos kemarin.

Karena BOR yang hampir 100 persen itu, RS di Kota Semarang dan Salatiga disiagakan untuk menerima limpahan pasien dari Kudus. Kemenkes melalui Dinas Kesehatan Jateng juga memberikan dispensasi perpindahan perawatan pasien tersebut. Cukup berkoordinasi antar-RS.

Baca Juga :  Mohon Diperhatikan! Ini Instruksi untuk Seluruh ASN

Terkait dengan rumah sakit darurat itu, lanjut Ganjar, saat ini dilakukan asesmen. Nanti keputusan apakah membuat rumah sakit darurat atau tidak bergantung hasil asesmen tersebut.

”Pengalaman saya waktu dulu mengalami kenaikan dan BOR tinggi, saya tinggal perintah ke rumah sakit. Kamu tambah ICU dan tempat tidur isolasi. Ini hanya butuh mau dan strong leadership dari bupati,” katanya.

Sementara itu, seperti dilansir Jawa Pos Radar Kudus, seorang nakes di RSUD dr Loekmono Hadi gugur dalam perang melawan Covid-19. Nakes tersebut dirawat sejak 31 Mei. Dia juga diketahui mempunyai penyakit penyerta asma.

Bupati Hartopo berbelasungkawa atas meninggalnya nakes tersebut. Dia juga meminta nakes lain menjaga kesehatan. ”Tetap semangat, jangan sampai kecapekan. Apalagi nakes sangat minim,” terangnya.

Hartopo mengatakan, saat ini ada 189 nakes yang terpapar. Ada yang bergejala berat hingga ringan. Kondisi itu menghambat pelayanan di sejumlah faskes.

Baca Juga :  Survei LSI: Periode Kedua Jokowi Masyarakat Makin Serba Ketakutan

Melihat kondisi itu, Pemkab Kudus telah mengajukan kepada Pemprov Jateng untuk meminta bantuan tambahan nakes. Dari tambahan itu, pemkab meminta 400 perawat dan 60 dokter.

”Kami hanya dikirimi 17 nakes, terdiri atas 4 dokter dan 13 perawat. Kami berusaha memanfaatkan tenaga yang ada,” ujarnya saat ditemui di Akbid Kudus kemarin.

Hartopo meminta masyarakat tak khawatir dalam menanggapi kasus persebaran Covid-19 di Kudus. Yang penting masyarakat menaati protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

Di samping itu, Pemkab Kudus telah menginstruksikan pembatasan aktivitas masyarakat di lokasi berzona merah. Sekaligus menutup seluruh destinasi wisata yang dikelola pemerintah maupun swasta.

Sementara itu, konfirmasi kasus aktif Covid-19 di Kudus pada Selasa (1/6) mengalami penurunan. Penambahan kasus hanya 38 pasien. Sementara itu, total yang terkonfirmasi aktif mencapai 1.232 pasien. Pasien sembuh mencapai 5.773 orang dan meninggal 632 orang.

Terpopuler

Artikel Terbaru