26.7 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Negara G7 Dukung Otonomi Hongkong, Tiongkok: Bukan Urusan Pihak Asing

Tiongkok meradang
setelah negara-negara G7 mengeluarkan pernyataan bersama mendukung penuh
otonomi Hongkong. Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan puncak KTT G7 di
Biarritz, Prancis. KTT G7 sendiri telah berakhir pada Senin (26/8) lalu.

Para pemimpin
negara-negara G7 (Inggris, Prancis, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, AS)
mendukung otonomi Hong Kong sebagaimana tercantum dalam perjanjian tahun 1984
antara Inggris dan Tuiongkok. G7 juga menyerukan agar situasi di Hongkong lekas
kembali normal dan tenang.

Pernyataan bersama itu
ternyata membuat Tiongkok tidak senang. Bahkan, Tiongkok terang-terangan
menegaskan bahwa apa yang terjadi di Hongkong adalah urusan internal dan
menolak intervensi pihak asing. Dalam artian, Tiongkok meminta pihak asing
untuk tak terlibat atau terlalu dalam mengurusinya.

Baca Juga :  Buntut Kematian George Floyd, Massa dari Luar Negara Bagian Ikut Rusuh

“Kami menyatakan
ketidakpuasan dan menolak dengan tegas pernyataan yang dibuat oleh para
pemimpin KTT G7 tentang urusan Hongkong,” sebut juru bicara Kementerian Luar
Negeri Tiongkok, Geng Shuang pada konferensi pers di Beijing.

“Kami telah berulang
kali menekankan bahwa urusan Hongkong adalah murni urusan dalam negeri Tiongkok
dan tidak ada pemerintah asing, organisasi, atau individu yang memiliki hak
untuk melakukan intervensi,” tegas Geng.

Geng bahkan menilai
pihak asing, terutama G7, sengaja ingin mencampuri karena menyembunyikan tujuan
tertentu terkait situasi di Hongkong. Hal itu disuarakan Geng karena merasa
bahwa pihak asing, dalam hal ini G7, sudah mencoba mencampuri urusan dalam negeri
Tiongkok soal Hongkong.

Baca Juga :  Rusia Tolak Serahkan Terduga Penyerang MH17

Sejauh ini, Tiongkok
belum melakukan langkah nyata terkait kerusuhan di kota semi-otonom tersebut.
Padahal, eskalasi protes makin meningkat. Kekhawatiran yang muncul, Tiongkok
bakal bertindak secara militer untuk mengatasi kekerasan.

Sementara itu, kepala
eksekutif Hongkong Carrie Lam mengatakan bahwa protes anti-pemerintah telah
menjadi masif. Namun, pemerintah yakin bisa mengatasi krisis mereka sendiri.
Lam mengaku tengah berupaya untuk mencari jalan keluar dengan melakukan rekonsialisi.

“Kami harus
mempersiapkan rekonsiliasi dengan berkomunikasi yang baik. Kami ingin
mengakhiri situasi kacau di Hongkong sesegera mungkin,” sebut Lam seperti
dilansir Al Jazeera.(jpg)

 

Tiongkok meradang
setelah negara-negara G7 mengeluarkan pernyataan bersama mendukung penuh
otonomi Hongkong. Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan puncak KTT G7 di
Biarritz, Prancis. KTT G7 sendiri telah berakhir pada Senin (26/8) lalu.

Para pemimpin
negara-negara G7 (Inggris, Prancis, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, AS)
mendukung otonomi Hong Kong sebagaimana tercantum dalam perjanjian tahun 1984
antara Inggris dan Tuiongkok. G7 juga menyerukan agar situasi di Hongkong lekas
kembali normal dan tenang.

Pernyataan bersama itu
ternyata membuat Tiongkok tidak senang. Bahkan, Tiongkok terang-terangan
menegaskan bahwa apa yang terjadi di Hongkong adalah urusan internal dan
menolak intervensi pihak asing. Dalam artian, Tiongkok meminta pihak asing
untuk tak terlibat atau terlalu dalam mengurusinya.

Baca Juga :  Buntut Kematian George Floyd, Massa dari Luar Negara Bagian Ikut Rusuh

“Kami menyatakan
ketidakpuasan dan menolak dengan tegas pernyataan yang dibuat oleh para
pemimpin KTT G7 tentang urusan Hongkong,” sebut juru bicara Kementerian Luar
Negeri Tiongkok, Geng Shuang pada konferensi pers di Beijing.

“Kami telah berulang
kali menekankan bahwa urusan Hongkong adalah murni urusan dalam negeri Tiongkok
dan tidak ada pemerintah asing, organisasi, atau individu yang memiliki hak
untuk melakukan intervensi,” tegas Geng.

Geng bahkan menilai
pihak asing, terutama G7, sengaja ingin mencampuri karena menyembunyikan tujuan
tertentu terkait situasi di Hongkong. Hal itu disuarakan Geng karena merasa
bahwa pihak asing, dalam hal ini G7, sudah mencoba mencampuri urusan dalam negeri
Tiongkok soal Hongkong.

Baca Juga :  Rusia Tolak Serahkan Terduga Penyerang MH17

Sejauh ini, Tiongkok
belum melakukan langkah nyata terkait kerusuhan di kota semi-otonom tersebut.
Padahal, eskalasi protes makin meningkat. Kekhawatiran yang muncul, Tiongkok
bakal bertindak secara militer untuk mengatasi kekerasan.

Sementara itu, kepala
eksekutif Hongkong Carrie Lam mengatakan bahwa protes anti-pemerintah telah
menjadi masif. Namun, pemerintah yakin bisa mengatasi krisis mereka sendiri.
Lam mengaku tengah berupaya untuk mencari jalan keluar dengan melakukan rekonsialisi.

“Kami harus
mempersiapkan rekonsiliasi dengan berkomunikasi yang baik. Kami ingin
mengakhiri situasi kacau di Hongkong sesegera mungkin,” sebut Lam seperti
dilansir Al Jazeera.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru