30 C
Jakarta
Thursday, March 28, 2024

Teror Bom Guncang Filipina, Lima Orang Tewas

BOM bunuh diri mengguncang markas pasukan khusus antiteror di Pulau
Jolo, Filipina, Jumat (28/6/2019) siang. Serangan ini menewaskan lima orang,
tiga di antaranya anggota militer serta melukai sembilan orang.

Ledakan itu menghancurkan atap
pintu gerbang penjagaan markas militer. Namun, pihak militer Filipina belum
bisa mengungkap bahan peledak yang digunakan para pelaku.

“Serangan terjadi di Pulau Jolo,
wilayah kekuasaan kelompok militan Abu Sayyaf yang berbaiat kepada ISIS. Namun,
hingga kini identitas pelaku penyerangan belum diketahui,” kata juru bicara
militer Filipina, Kolonel Ramon Zagala.

Zagala mengatakan, selain
melakukan serangan bom, pelaku juga menembaki petugas.

“Serangan ini dimaksudkan untuk
mengganggu operasi keamanan yang dilakukan intensif serta operasional kami
menyusul serangkaian operasi baru-baru ini di daerah tersebut,” terang Zagala.

Baca Juga :  Alasan Kaum Urban Lebih Suka Berbelanja Lewat Genggaman

Sementara itu, juru bicara
komando militer wilayah Jolo, Mayor Arvin Arcinas, menuturkan insiden itu tak
hanya menewaskan tiga personelnya, tapi juga melukai sembilan anggota lainnya.

Menurut pihaknya, sejauh ini
belum ada pihak mengaku bertanggung jawab, namun kelompok Abu Sayyaf diduga
sebagai pelakunya.

“Kami tidak mengabaikan
kemungkinan bahwa ini merupakan hasil perbuatan kelompok Abu Sayyaf,” ujar
Arvin.

Dapat diketahui, pemerintah
Filipina telah memperbarui misinya melawan kelompok militan di Jolo tahun ini
menyusul serangan bom bunuh diri di Katedral Roman di wilayah itu pada Januari
lalu. Insiden itu menewaskan 21 orang.

Jolo dan sebagian wilayah di
selatan Filipina memang dikenal rawan aktivitas kelompok militan. Wilayah itu
menjadi markas sejumlah kelompok bersenjata termasuk Abu Sayyaf yang dikenal
dengan penyanderaan dan bom bunuh dirinya.

Baca Juga :  10 Warga Hanau Tewas Diberondong Peluru

Militer Filipina telah
mengerahkan unit khusus di Jolo dan Indanan sejak empat pekan lalu, tak lama
setelah warga Belanda sandera Abu Sayyaf tewas dalam baku tembak saat aparat
berupaya menyelamatkannya. (der/afp/fin/kpc)

BOM bunuh diri mengguncang markas pasukan khusus antiteror di Pulau
Jolo, Filipina, Jumat (28/6/2019) siang. Serangan ini menewaskan lima orang,
tiga di antaranya anggota militer serta melukai sembilan orang.

Ledakan itu menghancurkan atap
pintu gerbang penjagaan markas militer. Namun, pihak militer Filipina belum
bisa mengungkap bahan peledak yang digunakan para pelaku.

“Serangan terjadi di Pulau Jolo,
wilayah kekuasaan kelompok militan Abu Sayyaf yang berbaiat kepada ISIS. Namun,
hingga kini identitas pelaku penyerangan belum diketahui,” kata juru bicara
militer Filipina, Kolonel Ramon Zagala.

Zagala mengatakan, selain
melakukan serangan bom, pelaku juga menembaki petugas.

“Serangan ini dimaksudkan untuk
mengganggu operasi keamanan yang dilakukan intensif serta operasional kami
menyusul serangkaian operasi baru-baru ini di daerah tersebut,” terang Zagala.

Baca Juga :  Alasan Kaum Urban Lebih Suka Berbelanja Lewat Genggaman

Sementara itu, juru bicara
komando militer wilayah Jolo, Mayor Arvin Arcinas, menuturkan insiden itu tak
hanya menewaskan tiga personelnya, tapi juga melukai sembilan anggota lainnya.

Menurut pihaknya, sejauh ini
belum ada pihak mengaku bertanggung jawab, namun kelompok Abu Sayyaf diduga
sebagai pelakunya.

“Kami tidak mengabaikan
kemungkinan bahwa ini merupakan hasil perbuatan kelompok Abu Sayyaf,” ujar
Arvin.

Dapat diketahui, pemerintah
Filipina telah memperbarui misinya melawan kelompok militan di Jolo tahun ini
menyusul serangan bom bunuh diri di Katedral Roman di wilayah itu pada Januari
lalu. Insiden itu menewaskan 21 orang.

Jolo dan sebagian wilayah di
selatan Filipina memang dikenal rawan aktivitas kelompok militan. Wilayah itu
menjadi markas sejumlah kelompok bersenjata termasuk Abu Sayyaf yang dikenal
dengan penyanderaan dan bom bunuh dirinya.

Baca Juga :  10 Warga Hanau Tewas Diberondong Peluru

Militer Filipina telah
mengerahkan unit khusus di Jolo dan Indanan sejak empat pekan lalu, tak lama
setelah warga Belanda sandera Abu Sayyaf tewas dalam baku tembak saat aparat
berupaya menyelamatkannya. (der/afp/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru