26.7 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Pesta Pernikahan Jadi Petaka, 177 Terpapar Corona, 7 Meninggal

KALTENGPOS.CO – Pesta pernikahan di Maine, Amerika Serikat (AS)
berubah jadi musibah. Lokasi cara pernikahan itu menjadi klaster baru penularan
Covid-19. Sebanyak 177 orang yang menghadiri pesta pernikahan itu dinyatakan
postif terinfeksi virus Corona atau Covid-19. Sebanyak 7 orang meninggal dunia.

Seluruh korban berkaitan dengan
acara pesta pernikahan yang berlangsung pada awal Agustus lalu itu.

Pernikahan itu dihelat di Gereja
Baptis dan dihadiri 65 orang. Padahal, berdasar aturan, jumlah maksimal
kerumunan adalah 50 orang. Resepsi pernikahan diadakan di Big Moose Inn. Gereja
dan tempat resepsi tersebut dekat dengan Kota Millinocket yang berpenduduk
4.000 jiwa.

Sepuluh hari kemudian, 24 orang
yang ikut dalam acara pengikatan janji suci itu dinyatakan positif Covid-19.

Pusat Pencegahan dan Kontrol
Penyakit (CDC) akhirnya terjun untuk melakukan penyelidikan. Pelacakan
dilakukan. Muncul 80 kasus baru di penjara yang terletak 370 kilometer dari
Millinocket. Penularan ternyata berasal dari penjaga penjara yang datang ke
pesta.

CDC juga mendapati 10 kasus di
Gereja Baptis dan 39 kasus lainnya di panti jompo tak jauh dari Millinocket.
Enam orang di panti jompo itu meninggal karena Covid-19. Kebijakan pencegahan
Covid-19 yang sebelumnya longgar kini kembali diperketat.

Baca Juga :  Arab Saudi Juga Tetapkan 1 Ramadan Dimulai 13 April 2021

“Segera setelah penularan itu terjadi,
kami menutup kota sekali lagi,” tegas Kepala Dewan Kota Millinocket Cody McEwen
sebagaimana dikutip Agence France-Presse, seperti dilansir Jawapos, Minggu
(20/9).

Penduduk setempat berang. Mereka
tidak lagi bisa beraktivitas normal. Izin penyedia katering dicabut sementara.

Pada Kamis (17/9), Gubernur Maine
Janet Mills mengeluarkan peringatan tentang bahaya penularan kepada 1,3 juta
penduduknya. Dia kecewa karena Maine baru-baru ini disebut sebagai salah satu
negara bagian yang perekonomiannya paling cepat pulih meski terdampak pandemi
Covid-19.

Memang belum ada tanda-tanda
pandemi Covid-19 bakal mereda. Saat ini jumlah kasus di AS sudah lebih dari 6,8
juta. Selain itu, ada 202 ribu korban meninggal. Pertambahan kasus setiap hari
rata-rata 1.500-an.

Nasib serupa dialami Eropa.
Penularan gelombang kedua diperkirakan menyapu negara-negara di Benua Biru
tersebut. Sebagian besar wilayah Eropa kemarin (18/9) menyusun rencana
penerapan aturan baru guna menghentikan penularan virus SARS-CoV-2. Banyak
rumah sakit yang sudah kewalahan.

Baca Juga :  Hanya di Negara Ini, Istri Melahirkan Dapat Rp155 Juta Plus Suami Cuti

“ICU sudah kewalahan menerima
pasien Covid-19,” ujar petugas medis di Hospital 12 de Octubre, Madrid,
Spanyol, Santiago Usoz.

Di Inggris, angka pasien Covid-19
yang dirawat di rumah sakit meningkat dua kali lipat selama delapan hari
terakhir. Sebagai pencegahan, Inggris mengarantina turis yang baru datang dari
negara-negara dengan tingkat penularan tinggi.

Ada beberapa negara yang masuk
daftar. Namun, justru Thailand dan Singapura yang keluar dari daftar ”hitam”
tersebut. Warga dua negara itu tidak perlu dikarantina 14 hari ketika datang ke
Inggris.

Di Prancis, lonjakan pasien
Covid-19 terjadi di kota-kota besar seperti Paris, Bordeaux, dan Marseille.

Pada awal pandemi, Prancis
berhasil keluar dari krisis setelah menerapkan lockdown nasional. Kini jumlah
penularan melonjak tajam lagi. Akhir pekan lalu bahkan tercatat rekor 10 ribu
kasus baru dalam sehari. “Situasi di Eropa saat ini sangat serius,” kata
Direktur WHO untuk Wilayah Eropa Hans Kluge.

KALTENGPOS.CO – Pesta pernikahan di Maine, Amerika Serikat (AS)
berubah jadi musibah. Lokasi cara pernikahan itu menjadi klaster baru penularan
Covid-19. Sebanyak 177 orang yang menghadiri pesta pernikahan itu dinyatakan
postif terinfeksi virus Corona atau Covid-19. Sebanyak 7 orang meninggal dunia.

Seluruh korban berkaitan dengan
acara pesta pernikahan yang berlangsung pada awal Agustus lalu itu.

Pernikahan itu dihelat di Gereja
Baptis dan dihadiri 65 orang. Padahal, berdasar aturan, jumlah maksimal
kerumunan adalah 50 orang. Resepsi pernikahan diadakan di Big Moose Inn. Gereja
dan tempat resepsi tersebut dekat dengan Kota Millinocket yang berpenduduk
4.000 jiwa.

Sepuluh hari kemudian, 24 orang
yang ikut dalam acara pengikatan janji suci itu dinyatakan positif Covid-19.

Pusat Pencegahan dan Kontrol
Penyakit (CDC) akhirnya terjun untuk melakukan penyelidikan. Pelacakan
dilakukan. Muncul 80 kasus baru di penjara yang terletak 370 kilometer dari
Millinocket. Penularan ternyata berasal dari penjaga penjara yang datang ke
pesta.

CDC juga mendapati 10 kasus di
Gereja Baptis dan 39 kasus lainnya di panti jompo tak jauh dari Millinocket.
Enam orang di panti jompo itu meninggal karena Covid-19. Kebijakan pencegahan
Covid-19 yang sebelumnya longgar kini kembali diperketat.

Baca Juga :  Arab Saudi Juga Tetapkan 1 Ramadan Dimulai 13 April 2021

“Segera setelah penularan itu terjadi,
kami menutup kota sekali lagi,” tegas Kepala Dewan Kota Millinocket Cody McEwen
sebagaimana dikutip Agence France-Presse, seperti dilansir Jawapos, Minggu
(20/9).

Penduduk setempat berang. Mereka
tidak lagi bisa beraktivitas normal. Izin penyedia katering dicabut sementara.

Pada Kamis (17/9), Gubernur Maine
Janet Mills mengeluarkan peringatan tentang bahaya penularan kepada 1,3 juta
penduduknya. Dia kecewa karena Maine baru-baru ini disebut sebagai salah satu
negara bagian yang perekonomiannya paling cepat pulih meski terdampak pandemi
Covid-19.

Memang belum ada tanda-tanda
pandemi Covid-19 bakal mereda. Saat ini jumlah kasus di AS sudah lebih dari 6,8
juta. Selain itu, ada 202 ribu korban meninggal. Pertambahan kasus setiap hari
rata-rata 1.500-an.

Nasib serupa dialami Eropa.
Penularan gelombang kedua diperkirakan menyapu negara-negara di Benua Biru
tersebut. Sebagian besar wilayah Eropa kemarin (18/9) menyusun rencana
penerapan aturan baru guna menghentikan penularan virus SARS-CoV-2. Banyak
rumah sakit yang sudah kewalahan.

Baca Juga :  Hanya di Negara Ini, Istri Melahirkan Dapat Rp155 Juta Plus Suami Cuti

“ICU sudah kewalahan menerima
pasien Covid-19,” ujar petugas medis di Hospital 12 de Octubre, Madrid,
Spanyol, Santiago Usoz.

Di Inggris, angka pasien Covid-19
yang dirawat di rumah sakit meningkat dua kali lipat selama delapan hari
terakhir. Sebagai pencegahan, Inggris mengarantina turis yang baru datang dari
negara-negara dengan tingkat penularan tinggi.

Ada beberapa negara yang masuk
daftar. Namun, justru Thailand dan Singapura yang keluar dari daftar ”hitam”
tersebut. Warga dua negara itu tidak perlu dikarantina 14 hari ketika datang ke
Inggris.

Di Prancis, lonjakan pasien
Covid-19 terjadi di kota-kota besar seperti Paris, Bordeaux, dan Marseille.

Pada awal pandemi, Prancis
berhasil keluar dari krisis setelah menerapkan lockdown nasional. Kini jumlah
penularan melonjak tajam lagi. Akhir pekan lalu bahkan tercatat rekor 10 ribu
kasus baru dalam sehari. “Situasi di Eropa saat ini sangat serius,” kata
Direktur WHO untuk Wilayah Eropa Hans Kluge.

Terpopuler

Artikel Terbaru