30.8 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Urusan Sawit, Malaysia Ajak Indonesia Protes ke WTO

KUALA LUMPUR – Pemerintah Malaysia akan mengajukan keluhan ke
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) sebelum November
2019, untuk melawan langkah Uni Eropa menghentikan penggunaan minyak kelapa
sawit sebagai bahan bakar transportasi di blok tersebut.

Menteri Industri Utama Malaysia
Teresa Kok mengatakan, secara strategis pengajuan keluhan ke WTO akan baik bagi
Malaysia jika dilakukan bersama-sama dengan Indonesia.

“Terkait WTO, kami terus
mengupayakan. Bahkan, berkas-berkasnya sudah berada di kantor jaksa agung
sekarang. Mereka membantu kita mencari ahli yang dapat memperdebatkan kasus ini
di WTO,” kata Teresa Kok, Selasa (16/7).

Sebelumnya, Komisi Eropa telah
memutuskan untuk menghentikan penggunaan bahan bakar transportasi berbasis
kelapa sawit dari energi terbarukan setelah menyimpulkan pembudidayaannya
berujung pada deforestasi berlebihan.

Baca Juga :  39 Jenazah di Kontainer Warga Tiongkok, Korban Perdagangan Manusia

Sementara Perdana Menteri
Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, Uni Eropa berisiko membuka perang dagang
dengan Malaysia karena kebijakan yang sangat tidak adil dengan tujuan
mengurangi penggunaan minyak kelapa sawit.

Malaysia merupakan produsen dan
pemasok minyak kelapa sawit terbesar ke-dua di dunia setelah Indonesia. Oleh
karena itu, negara tersebut bergantung pada hasil panen untuk miliaran dolar
dalam pendapatan devisa dan ratusan ribu pekerjaan.

Namun, budidaya minyak kelapa
sawit dianggap sebagai penyebab deforestasi yang luas, kepunahan keanekaragaman
hayati dan perubahan iklim oleh kelompok-kelompok lingkungan. (der/rts/fin/kpc)

KUALA LUMPUR – Pemerintah Malaysia akan mengajukan keluhan ke
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) sebelum November
2019, untuk melawan langkah Uni Eropa menghentikan penggunaan minyak kelapa
sawit sebagai bahan bakar transportasi di blok tersebut.

Menteri Industri Utama Malaysia
Teresa Kok mengatakan, secara strategis pengajuan keluhan ke WTO akan baik bagi
Malaysia jika dilakukan bersama-sama dengan Indonesia.

“Terkait WTO, kami terus
mengupayakan. Bahkan, berkas-berkasnya sudah berada di kantor jaksa agung
sekarang. Mereka membantu kita mencari ahli yang dapat memperdebatkan kasus ini
di WTO,” kata Teresa Kok, Selasa (16/7).

Sebelumnya, Komisi Eropa telah
memutuskan untuk menghentikan penggunaan bahan bakar transportasi berbasis
kelapa sawit dari energi terbarukan setelah menyimpulkan pembudidayaannya
berujung pada deforestasi berlebihan.

Baca Juga :  39 Jenazah di Kontainer Warga Tiongkok, Korban Perdagangan Manusia

Sementara Perdana Menteri
Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, Uni Eropa berisiko membuka perang dagang
dengan Malaysia karena kebijakan yang sangat tidak adil dengan tujuan
mengurangi penggunaan minyak kelapa sawit.

Malaysia merupakan produsen dan
pemasok minyak kelapa sawit terbesar ke-dua di dunia setelah Indonesia. Oleh
karena itu, negara tersebut bergantung pada hasil panen untuk miliaran dolar
dalam pendapatan devisa dan ratusan ribu pekerjaan.

Namun, budidaya minyak kelapa
sawit dianggap sebagai penyebab deforestasi yang luas, kepunahan keanekaragaman
hayati dan perubahan iklim oleh kelompok-kelompok lingkungan. (der/rts/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru