32.8 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Polisi Chauvin Kenal George Floyd, Pengacara: Ini Pembunuhan Berencana

Pengacara untuk
keluarga George Floyd, Benjamin Crump menuduh perwira polisi Derek Chauvin
melakukan pembunuhan berencana terhadap Floyd. Chauvin, polisi Minneapolis,
telah didakwa dengan pembunuhan tingkat tiga. Akan tetapi, Benjamin Crump
mengatakan bahwa itu adalah kasus pembunuhan tingkat pertama.

“Kami pikir dia punya niat, karena hampir sembilan menit dia
menekan lututnya di leher seorang pria yang mengemis dan memohon untuk
bernapas,” sebut Crump kepada CBS, Senin (1/6).

Akibat kematian George Floyd, kerusuhan dan penjarahan terjadi
karena kemarahan demonstran. Beberapa kota di Amerika Serikat (AS)
memberlakukan jam malam seperti dilansir dari BBC, Senin (1/6).

Kasus Floyd di Minneapolis telah menyalakan kembali kemarahan AS
terkait pembunuhan polisi terhadap warga kulit hitam di sana. Kasus serupa
sebelumnya pernah terjadi yang melibatkan Michael Brown di Ferguson, Eric
Garner di New York dan lainnya yang telah mendorong gerakan Black Lives Matter.

Baca Juga :  Lawan Varian Delta, China Kembangkan 71 Jenis Vaksin Covid-19

Seperti diketahui, dalam rekaman video, polisi Chauvin, 44,
menekan leher Floyd bagian belakang dengan lutut selama beberapa menit pada
Senin (25/5) lalu. Floyd, 46, berulang kali mengatakan bahwa dia tidak dapat bernapas.

“Kenyataan bahwa petugas Chauvin berlutut di lehernya selama
hampir tiga menit setelah dia tidak sadarkan diri. Kami tidak mengerti
bagaimana semua petugas ini belum ditangkap,” kata pengacara Crump.

Tiga petugas lain yang hadir pada saat itu juga telah dipecat.
Bagi banyak orang, kemarahan atas kematian George Floyd juga mencerminkan
frustrasi bertahun-tahun atas ketidaksetaraan dan segregasi sosial-ekonomi,
tidak terkecuali di Minneapolis.

Pembakaran dan penjarahan di Minneapolis sudah terjadi lima
malam. Gubernur Minnesota, Tim Walz, mengatakan dia mengerahkan seluruh
Pengawal Nasional Minnesota untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II. Dalam
wawancara CBS, pengacara Benjamin Crump juga mengatakan pihaknya memiliki
rekaman bahwa petugas panik ketika denyut nadi George Floyd tak berdenyut lagi.

Baca Juga :  Takut Virus Korona, Donald Trump Belum Sentuh Wajahnya Selama Sepekan

“Kami sekarang memiliki audio dari badan polisi dan kami
mendengar seorang petugas mengatakan George Floyd tidak ada lagi denyut
nadinya, mungkin kita harus mengarahkannya ke sisinya, tetapi petugas Chauvin
mengatakan ‘tidak, kita akan menjaganya dalam posisi ini’,” papar Crump.

Floyd dan Chauvin Saling
Kenal

Pengacara Crump juga mengatakan Chauvin dan Floyd sudah saling
kenal sebelum peristiwa itu. Dia mengatakan keluarga Floyd diberitahu oleh
pemilik sebuah klub bahwa Derek Chauvin adalah seorang perwira polisi yang
tidak lagi bertugas. Sebab George Floyd adalah seorang penjaga keamanan di
sana. Sehingga mereka harus bekerja tumpang tindih.

Belakangan George Floyd terkena dampak dari pandemi Covid-19
seperti jutaan pengangguran di AS lainnya. Dia tak bekerja lagi karena ganasnya
wabah Covid-19.

 

Pengacara untuk
keluarga George Floyd, Benjamin Crump menuduh perwira polisi Derek Chauvin
melakukan pembunuhan berencana terhadap Floyd. Chauvin, polisi Minneapolis,
telah didakwa dengan pembunuhan tingkat tiga. Akan tetapi, Benjamin Crump
mengatakan bahwa itu adalah kasus pembunuhan tingkat pertama.

“Kami pikir dia punya niat, karena hampir sembilan menit dia
menekan lututnya di leher seorang pria yang mengemis dan memohon untuk
bernapas,” sebut Crump kepada CBS, Senin (1/6).

Akibat kematian George Floyd, kerusuhan dan penjarahan terjadi
karena kemarahan demonstran. Beberapa kota di Amerika Serikat (AS)
memberlakukan jam malam seperti dilansir dari BBC, Senin (1/6).

Kasus Floyd di Minneapolis telah menyalakan kembali kemarahan AS
terkait pembunuhan polisi terhadap warga kulit hitam di sana. Kasus serupa
sebelumnya pernah terjadi yang melibatkan Michael Brown di Ferguson, Eric
Garner di New York dan lainnya yang telah mendorong gerakan Black Lives Matter.

Baca Juga :  Lawan Varian Delta, China Kembangkan 71 Jenis Vaksin Covid-19

Seperti diketahui, dalam rekaman video, polisi Chauvin, 44,
menekan leher Floyd bagian belakang dengan lutut selama beberapa menit pada
Senin (25/5) lalu. Floyd, 46, berulang kali mengatakan bahwa dia tidak dapat bernapas.

“Kenyataan bahwa petugas Chauvin berlutut di lehernya selama
hampir tiga menit setelah dia tidak sadarkan diri. Kami tidak mengerti
bagaimana semua petugas ini belum ditangkap,” kata pengacara Crump.

Tiga petugas lain yang hadir pada saat itu juga telah dipecat.
Bagi banyak orang, kemarahan atas kematian George Floyd juga mencerminkan
frustrasi bertahun-tahun atas ketidaksetaraan dan segregasi sosial-ekonomi,
tidak terkecuali di Minneapolis.

Pembakaran dan penjarahan di Minneapolis sudah terjadi lima
malam. Gubernur Minnesota, Tim Walz, mengatakan dia mengerahkan seluruh
Pengawal Nasional Minnesota untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II. Dalam
wawancara CBS, pengacara Benjamin Crump juga mengatakan pihaknya memiliki
rekaman bahwa petugas panik ketika denyut nadi George Floyd tak berdenyut lagi.

Baca Juga :  Takut Virus Korona, Donald Trump Belum Sentuh Wajahnya Selama Sepekan

“Kami sekarang memiliki audio dari badan polisi dan kami
mendengar seorang petugas mengatakan George Floyd tidak ada lagi denyut
nadinya, mungkin kita harus mengarahkannya ke sisinya, tetapi petugas Chauvin
mengatakan ‘tidak, kita akan menjaganya dalam posisi ini’,” papar Crump.

Floyd dan Chauvin Saling
Kenal

Pengacara Crump juga mengatakan Chauvin dan Floyd sudah saling
kenal sebelum peristiwa itu. Dia mengatakan keluarga Floyd diberitahu oleh
pemilik sebuah klub bahwa Derek Chauvin adalah seorang perwira polisi yang
tidak lagi bertugas. Sebab George Floyd adalah seorang penjaga keamanan di
sana. Sehingga mereka harus bekerja tumpang tindih.

Belakangan George Floyd terkena dampak dari pandemi Covid-19
seperti jutaan pengangguran di AS lainnya. Dia tak bekerja lagi karena ganasnya
wabah Covid-19.

 

Terpopuler

Artikel Terbaru