32 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Setahun Belajar Meracik Kopi, Peralatan Dibeli Cicilan

PALANGKA
RAYA-
Menjadi pengusaha tidak harus ia yang berpendidikan
di bidang ekonomi. Memulai bisnis juga dapat terwujud dengan hobi. Seperti
usaha yang dibuka oleh lulusan sarjana pendidikan ini. Aji Maulana, buka kedai
kopi di kos mungil ditengah ibu kota. 

Tidak jauh dari
Jalan Tilung induk Kota Palangka Raya, terdapat kedai kopi yang menjadi
perbincanagan kaum milenial. Penulis, sempat mendapat cerita dari beberapa
orang saat menikmati kopi di salah satu kedai di Kota Cantik ini. Tema
perbincangannya yakni menjamurnya kedai kopi di berbagai sudut kota.

Mulai dari tengah kota
hingga pinggiran kota. Dari berbagai nama dan macam-macam rasa. Jika kopi hanya
ditafsirkan sebagai minuman hitam pahit, kini dengan sentuhan tangan-tangan
modern kopi menjadi lebih bervarian. Tentu, tidak seenaknya saja dalam meracik.
Dapat dibuktikan dengan varian kopi berbagai macam campuran dapat memberikan
sensasi nikmat dilidah.

Menjamurnya kedai kopi
di ibu kota provinsi ini memiliki karakteristik masing-masing, tidak hanya nama
dan rasa saja tetapi juga dari sisi tempat. Ada yang dengan totalitas sengaja
membangun kedai kopi dengan modal fantasis, ada pula yang memanfaatkan teras
rumah atau bahkan memanfaatkan kos-kosan.

Aji Maulana, salah satu
pemilik kedai kopi yang tidak mau ribet dan ambil pusing dalam menyalurkan bakat
dan hobinya sebagai penikmat dan pengracik kopi. Pasalnya, ia hanya bermodal
hobi saja dalam membuka kedai kopi yang beralamatkan di Jalan Tilung VIII ini.

Kos yang ukuran
lebarnya tidak lebih lima meter ini ia manfaatkan untuk kedai kopi dengan brand
Kos Kopi. Yang ia manfaatkan bukan keseluruhan ruangan tetapi hanya kurang dari
seperempatnya. Cukup kecil untuk hitungan kedai dengan racikan ala kafe.

Baca Juga :  Wow! Asistensi Resepsi Pernikahan di Palangka Raya Mendominasi

Pemuda asal Samuda,
Kota Sampit ini mengaku benar-benar hanya ingin menuruti hobinya saja, bukan sepenuhnya
bekerja mencari keuntungan. Tujuannya hanya sebetas mempertemukan
teman-temannya melalui Kos Kopi yang mulai dibuka akhir 2018 lalu.

“Saya membuka kedai ini
hanya sebatas hobi, bukan seperti kedai-kedai lain yang tujuan utamanya memang
untuk bekerja lantaran saya ingin kumpul bersama teman-teman sambil ngopi,”
kata Aji, saat ditemui di Kos Kopi, Selasa (10/12).

Hobinya meracik kopi
berawal dari tuntutan kerja saat ia baru menyelesaikan program sarjana atau
strata satu (S1) di Univerisitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP) pada 2017
lalu. Tidak ingin menganggur, Aji bekerja menjadi waitress atau nama lain dari
pelayan di salah satu kedai kopi ternama di Palangka Raya.

“Selama satu tahun saya
belajar menjadi pengracik kopi dan akhirnya hobi mengoleksi alat-alat pengracik
kopi,” katanya kepada Kalteng Pos
(Grup Kaltengpos.co).

Karena hobi, ia tidak
berfikir panjang untuk apa nantinya alat-alat itu. Yang ada dalam pikirannya
hanya  puas dengan mengoleksi alat-alat
pengracik kopi. Demi memenuhi keinginananya, gaji dari bekerja sebagai waitress
ia gunakan membeli alat-alat dengan cara mencicil.

“Saya membeli alat-alat
ini mencicil, salah satu teman saya yang juga membuka kedai kopi sekaligus
menjual alat-alat tersebut dan untungnya diperbolehkan mencicil,” kisanya.

Alat-alat muali
terkumpul, pria kelahiran 22 Juli 1994 ini mulai membuka lapangan pekerjaan
(lapak) di Car Free Day (CFD) di Bundaran Besar (Bunbes) Kota Palangka Raya
setiap hari Minggu. Bahan-bahan kopi juga ia beli dari salah satu teman yang
mengkreditkan alat-alatnya.

Baca Juga :  Bangkitkan Kewirausahaan Sadar Halal 2019

“Teman saya yang
menjualkan alat-alat pengracik kopi ini juga menyuplai bahan-bahan kopi untuk
saya berjualan di CFD (sekarang sudah tidak lagi) dan dia juga yang menyuport
saya untuk membuka kedai kopi,” ucapnya.

Sejak mendapat semangat
itu, pria yang pernah menjadi karyawan Kalteng Pos ini akhirnya memberanikan
diri membuka kedai kopi mini di dalam kos yang ia sewa dengan harga Rp700 ribu
perbulan. Kedai kos mungil ini buka mulai pukul 11.00 WIB hingga 15.00 WIB.

“Memang sengaja buka
sebentar saja karena saya mulai pukul 16.00 WIB hingga 00.00 WIB, saya buka
hingga malam jika saya libur berkerja,” ujarnya.

Kedai kopi mungil ini terus
berbenah karena modal awal hanya sekitar Rp10 juta saja. Saat ini, kursi-kursi
pelanggan sudah mulai bertambah. “Sebenarnya pelanggan tidak banyak dari luar,
karena sebagian besar pelanggan teman-teman saya. Ada beberapa pelanggan yang
datang karena melihat story instargam orang-orang,” kata pria berkumis tipis
ini.

Selain itu, pelanggan
lainnya para penghuni kos bahkan bapak kos (pemilik kos,red) juga pernah ngopi.
“Awalnya mau menagih uang sewa kos, tetapi malah ngopi di tempat saya,”
singkatnya.

Melihat usaha yang berjalan belum genap satu
tahun ini pemilik kos tidak banyak komentar. Tidak memberikan teguran
seolah-olah memberikan sinyal hijau apabila kos miliknya difungsikan sebagai
kedai kopi. “Ya karena pelanggan kopi di sini (Kos Kopi,red) tidak terlalu
banyak dan saya buka lapaknya tidak terlalu lama jadi mungkin tidak
dipermasalahkan,” beber Aji. (
abw)

PALANGKA
RAYA-
Menjadi pengusaha tidak harus ia yang berpendidikan
di bidang ekonomi. Memulai bisnis juga dapat terwujud dengan hobi. Seperti
usaha yang dibuka oleh lulusan sarjana pendidikan ini. Aji Maulana, buka kedai
kopi di kos mungil ditengah ibu kota. 

Tidak jauh dari
Jalan Tilung induk Kota Palangka Raya, terdapat kedai kopi yang menjadi
perbincanagan kaum milenial. Penulis, sempat mendapat cerita dari beberapa
orang saat menikmati kopi di salah satu kedai di Kota Cantik ini. Tema
perbincangannya yakni menjamurnya kedai kopi di berbagai sudut kota.

Mulai dari tengah kota
hingga pinggiran kota. Dari berbagai nama dan macam-macam rasa. Jika kopi hanya
ditafsirkan sebagai minuman hitam pahit, kini dengan sentuhan tangan-tangan
modern kopi menjadi lebih bervarian. Tentu, tidak seenaknya saja dalam meracik.
Dapat dibuktikan dengan varian kopi berbagai macam campuran dapat memberikan
sensasi nikmat dilidah.

Menjamurnya kedai kopi
di ibu kota provinsi ini memiliki karakteristik masing-masing, tidak hanya nama
dan rasa saja tetapi juga dari sisi tempat. Ada yang dengan totalitas sengaja
membangun kedai kopi dengan modal fantasis, ada pula yang memanfaatkan teras
rumah atau bahkan memanfaatkan kos-kosan.

Aji Maulana, salah satu
pemilik kedai kopi yang tidak mau ribet dan ambil pusing dalam menyalurkan bakat
dan hobinya sebagai penikmat dan pengracik kopi. Pasalnya, ia hanya bermodal
hobi saja dalam membuka kedai kopi yang beralamatkan di Jalan Tilung VIII ini.

Kos yang ukuran
lebarnya tidak lebih lima meter ini ia manfaatkan untuk kedai kopi dengan brand
Kos Kopi. Yang ia manfaatkan bukan keseluruhan ruangan tetapi hanya kurang dari
seperempatnya. Cukup kecil untuk hitungan kedai dengan racikan ala kafe.

Baca Juga :  Wow! Asistensi Resepsi Pernikahan di Palangka Raya Mendominasi

Pemuda asal Samuda,
Kota Sampit ini mengaku benar-benar hanya ingin menuruti hobinya saja, bukan sepenuhnya
bekerja mencari keuntungan. Tujuannya hanya sebetas mempertemukan
teman-temannya melalui Kos Kopi yang mulai dibuka akhir 2018 lalu.

“Saya membuka kedai ini
hanya sebatas hobi, bukan seperti kedai-kedai lain yang tujuan utamanya memang
untuk bekerja lantaran saya ingin kumpul bersama teman-teman sambil ngopi,”
kata Aji, saat ditemui di Kos Kopi, Selasa (10/12).

Hobinya meracik kopi
berawal dari tuntutan kerja saat ia baru menyelesaikan program sarjana atau
strata satu (S1) di Univerisitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP) pada 2017
lalu. Tidak ingin menganggur, Aji bekerja menjadi waitress atau nama lain dari
pelayan di salah satu kedai kopi ternama di Palangka Raya.

“Selama satu tahun saya
belajar menjadi pengracik kopi dan akhirnya hobi mengoleksi alat-alat pengracik
kopi,” katanya kepada Kalteng Pos
(Grup Kaltengpos.co).

Karena hobi, ia tidak
berfikir panjang untuk apa nantinya alat-alat itu. Yang ada dalam pikirannya
hanya  puas dengan mengoleksi alat-alat
pengracik kopi. Demi memenuhi keinginananya, gaji dari bekerja sebagai waitress
ia gunakan membeli alat-alat dengan cara mencicil.

“Saya membeli alat-alat
ini mencicil, salah satu teman saya yang juga membuka kedai kopi sekaligus
menjual alat-alat tersebut dan untungnya diperbolehkan mencicil,” kisanya.

Alat-alat muali
terkumpul, pria kelahiran 22 Juli 1994 ini mulai membuka lapangan pekerjaan
(lapak) di Car Free Day (CFD) di Bundaran Besar (Bunbes) Kota Palangka Raya
setiap hari Minggu. Bahan-bahan kopi juga ia beli dari salah satu teman yang
mengkreditkan alat-alatnya.

Baca Juga :  Bangkitkan Kewirausahaan Sadar Halal 2019

“Teman saya yang
menjualkan alat-alat pengracik kopi ini juga menyuplai bahan-bahan kopi untuk
saya berjualan di CFD (sekarang sudah tidak lagi) dan dia juga yang menyuport
saya untuk membuka kedai kopi,” ucapnya.

Sejak mendapat semangat
itu, pria yang pernah menjadi karyawan Kalteng Pos ini akhirnya memberanikan
diri membuka kedai kopi mini di dalam kos yang ia sewa dengan harga Rp700 ribu
perbulan. Kedai kos mungil ini buka mulai pukul 11.00 WIB hingga 15.00 WIB.

“Memang sengaja buka
sebentar saja karena saya mulai pukul 16.00 WIB hingga 00.00 WIB, saya buka
hingga malam jika saya libur berkerja,” ujarnya.

Kedai kopi mungil ini terus
berbenah karena modal awal hanya sekitar Rp10 juta saja. Saat ini, kursi-kursi
pelanggan sudah mulai bertambah. “Sebenarnya pelanggan tidak banyak dari luar,
karena sebagian besar pelanggan teman-teman saya. Ada beberapa pelanggan yang
datang karena melihat story instargam orang-orang,” kata pria berkumis tipis
ini.

Selain itu, pelanggan
lainnya para penghuni kos bahkan bapak kos (pemilik kos,red) juga pernah ngopi.
“Awalnya mau menagih uang sewa kos, tetapi malah ngopi di tempat saya,”
singkatnya.

Melihat usaha yang berjalan belum genap satu
tahun ini pemilik kos tidak banyak komentar. Tidak memberikan teguran
seolah-olah memberikan sinyal hijau apabila kos miliknya difungsikan sebagai
kedai kopi. “Ya karena pelanggan kopi di sini (Kos Kopi,red) tidak terlalu
banyak dan saya buka lapaknya tidak terlalu lama jadi mungkin tidak
dipermasalahkan,” beber Aji. (
abw)

Terpopuler

Artikel Terbaru